Jumat, 20 Agustus 2010

Ramadhan Edition



Bulan Ramadhan kembali tiba, Seketika pula banyak orang, instansi atau perusahaan mengubah tampilan, sikap dan perilaku mereka. Banyak yang mengubah imej yang tadinya buruk menjadi bagus. Tadinya mereka tidak memakai baju muslimah, khusus di bulan ini, mereka berjilbab. Hotel, Restoran, Televisi,Swalayan dan tempat - temapat publik yang kerap bertabur maksiat berupaya menyesuaikan diri mulai tampilan, program dengan sebutan "Islami".

Kita boleh bependapat sesuai dengan keinginan kita, apakah tampilan yang dimaksud itu islami atau tidak. Tapi yang pasti kita harus prihatin, karena Islam seakan hanya berhak hidup di bulan ramadhan saja. Setelah itu mereka kembali sepeti semula. Selebriti, yang menjadi idola publik, mereka sampai berterus terang akan mengubah dirinya di bulan suci ini. Bahkan ada penyanyi dangdut yang akan menggunakan baju muslimah pada saat manggung dan mereka tidak akan bergoyang seperti biasanya. tetapi setelah ramadhan mereka kembali seperti biasa.

Kalau kita pikir, Jika mereka atau seseorang ingin mengubah dirinya lebih baik pada bulan Ramadhan, bukankan dengan sendirinya ia mengakui bahwa apa yang lazim ia kerjakan di bulan - bulan lainnya merupakan maksiat. Tapi apa yang terjadi, mereka melakukannya tanpa ada rasa malu dan merasa bersalah. Bahkan banyak orang yang mendukung, mengamini dan bahkan menontonnya. Lebih ironis lagi, tak sedikit para muslimin melakukan kesenangan sebelum memasuki bulan ramadhan, mereka berpikir akan terhalang kesenangan jika memasuki bulan ramadhan sehingga mereka bersenang-senang sebelum memasuki bulan ramadhan.

Pada bulan Ramadhan ini kita menjadi orang yang "shalih"; berpuasa, bangun sahur, shalat shubuh, terawih, memakai baju koko dan berkopiah. Ada dari beberapa mematok niatnya untuk mengubah perilaku di bulan Ramadhan. Ada yang menjemput Hidayah untuk melangkah ke perbaikan di masa berikutnya. Bulan ini yaitu Ramadhan memang tidak bisa di pungkiri adalah bulan atau momentum yang tepat untuk berbenah diri. Kita seperti memakai topeng pada bulan ramadhan ini, dengan mematok atau malahan hanya sekedar menahan diri untuk tidak berbuat maksiat. Banyak kita lihat mereka layaknya hidup memakai topeng, ada yang terang-terangan adapula yang malu-malu.

Khususnya para selebriti, meskipun kadang topeng mereka tidak pantas di sebut islami, tetapi karena sudah terkesan mereka sudah berubah islami dan didukung oleh media yang menampilkan kesan islami pula. Coba kita lihat dari menjelang sahur hingga setelah berbuka puasa, banyak artis dan pelawak memandu acara televisi yang "Islami", dimana sudah sangat-sangat keluar dari koridor islam. Sebagai contoh goyang dangdut diakhir acara yang dinyayikan oleh penyanyi dengan di balut busana muslim ini apakah sesuai koridor islam, bahkan tampilan dan kemasan acaranya sudah melenceng jauh dari kata islami.

Pada bulan ramadhan ini semoga kita menjadi orang yang sukses dimana kelak memperoleh surga-Nya dan merugilah kaum yang menyia-nyiakan bulan ampunan ini dan kelak ditempatkan di dalam neraka-Nya, mereka adalah orang-orang yang terpedaya oleh kehidupan dunia semata. seolah-olah mereka sukses mengarungi kehidupan, tetapi hakekatnya tidak sama sekali. "Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sesungguhnya ia telah beruntung (sukses). Kehidupan dunia itu tak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan," (QS. Ali Imran : 185). Apa yang kita lakukan tidak akan mendapatkan nilai apapun jika tampilan atau produk yang kita buat atau lakukan tidak didasarkan amal shalih dan mengharap ridha-Nya.

Mungkin orang bisa mengatakan sukses dalam pekerjaan dan bisnisnya, namun kalau bukan karena taat kepada Allah dan menegakkan ajaran-Nya lalu apa gunanya. Apalagi Syiar yang kita tampilkan pada bulan ini hanya sekedar "Aktivitas penyesuaian" dalam rangka Ramadhan. Jika bulan ramadhan berlalu kemudian kita buka kembali topeng kita dan menyesuaikan tampilan kembali seperti keseharian yang tidak sesuai dengan nilai-nilai islami.

Rasulullah saw menjelaskan ciri-ciri orang munafik ini; mereka jika diberi amanat berkhianat, jika berjanji ingkar, jika berkata, mereka berdusta. Kebohongan mereka sekarang bahkan digelar secara kolektif dan tidak ada rasa malu. Apakah bulan Ramadhan ini kita jadikan pelabuhan makeup dan topeng. Kita berharap semoga pada bulan ampunan ini, kita semua tetap mengharap keajaiban yang sering kita sebut hidayah, sehingga topeng-topeng itu tidak lagi membungkus wajah atau tubuh kita ini. Dan perlu diingat Hidayah itu harus kita jemput bukannya kita menunggu.

2 komentar:

  1. jadi bunglon

    NB:kemaren aq salah ngasih komen, ternyata masuk ke semut dayat hehehe

    BalasHapus
  2. iyo ik .............

    makane kok malah komen ning semut-dayat, pa aq yg salah ngasih link

    BalasHapus