Selasa, 17 Agustus 2010

Ismail Yusanto


Pada Tahun 1987 sosok Ismail Yusanto mulai dikenal oleh orang banyak ketika ia dipercaya menjadi juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) atau dulu dikenal Partai Pembebasan Indonesia. Ismail Yusanto adalah pribadi yang dikenal lugas, dan sangat terbuka dalam mensosialisasikan Visi dan misi juga termasuk agenda dari HTI. Ia bahkan menyerukan bersatunya umat islam untuk mengembalikan kehidupan islami dengan jalan menegakkan Khilafah Islamiyah.

Pernah suatu ketika Ismail membalikkan logika berfikir para penganut demokrasi, yaitu dengan menganggap hajatan Demokrasi sebagai "pesta" yang penuh dengan paradoks. karena, PEMILU tersebut tidak menentukan benar atau salah tapi ditentukan dengan jumlah suara yang diperoleh. Disini bisa saja Partai sekuler karena mendapat dukungan yang banyak akhirnya memenangkan pemilu, sedangkan partai yang baik harus menerima kekalahan. "lha disinilah paradoksnya, dimana yang baik dikalahkan keburukan". Masih ingat dengan kata-kata beliau yaitu "Jika kita ikut pemilu untuk tatanan yang sekularistik, hukumnya wajib atau haram ?" kemudian ia mengutip fatwa MUI yang menetapkan jihad bagi tiap Muslim dalam masalah pemilu. dan kemudian ia berargumen, "Dalam masalah Ambon, MUI tidak mengeluarkan fatwa jihad. sedangkan giliran pemilu, keluar fatwa jihad. Sangat menarik apa yang dikemukakan ulama, jika hasil dari pemilu seperti itu, maka hukumnya haram. sedangkan golput justru punya landasan harfiah dengan arti bahwa golput bukan dosa tapi malah mendapatkan pahala." tegas beliau.

Pria kelahiran Yogyakarta 48 tahun silam ini, menyelesaikan S1 di jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM pada tahun 1988. Setelah lulus beliau mondok di Ponpes Ulil Albab di daerah bogor hingga tahun 1991. Suami dari Zulia Ilmawati ini dikenal dengan konsisten dalam menuangkan gagasan-gagasannya yaitu untuk menjaga kesatuan dan persatuan wilayah indonesia dalam bingkai negeri-negeri islam, beliau pun kencang sekali dalam menyuarakan peluang perubahan struktur kenegaraan.

inilah sebagian kecil kiprah dari pejuang khilafah yang mempunyai latar belakang pendidikan Teknik Geologi, Ia sempat mendapat banyak tawaran yang menggiurkan dari perusahaan pertambangan asing yang banyak beroperasi di negara kita, tetapi ia memilih menjadi pejuang, membebaskan negerinya dari "penjajahan" asing yang masih berlangsung sampai sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar