Selasa, 10 Agustus 2010

HIDAYAT NURWAHID



Pada Ahad 22 mei 2000, Hidayat Nurwahid yang sering dikenal sebagai ustadz dan cendekiawan ini terpilih menjadi Presiden Partai Keadilan dalam Munas I di kota Depok, 21 - 22 mei 2000. Sejarah mencatat, partai yang kelahirannya dibidani oleh intelektual - intelektual Muslim ini harus kepentok electoral treshold. dan akhirnya, partai yang cikal bakalnya telah tumbuh sejak tahun 1980-an dalam wadah gerakan dakwah tarbiyah ini melebur ke dalam Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Meski waktu itu menyandang nama baru, Konstituen dan kader-kadernya tetap menghendaki Doktor Aqidah dari Universitas Islam Madinah Arab Saudi ini, kembali menjadi Ketua Umum. Selama kepemimpinannya, Ustadz Hidayat mampu mengantarkan partai yang sebelumnya mendapat julukan The Rising Star, menjadi partai yang kian di segani kawan maupun lawan. Buktinya, ketika polemik amandemen UUD 45 pasal 29 memuncak dan partainya dicap menolak piagam jakarta yang diusulkan PPP dan PBB, ia hanya menambahi "Ada banyak pintu dalam usaha penerapan syariat Islam".

Bahkan, melalui Fraksi Reformasi kader-kader PKS malah mengusulkan diterapkannya piagam madinah dalam amandemen pasal 29. Hidayat menanggapi "Pendekatan yang kami kedepankan adalah wacana ajaran agama dan alternatif yang kami ajukan adalah sebuah piagam yang berisi aturan-aturan yang pernah diberikan dan dicontohkan Nabi Muhammad saw, dan Piagam ini memberikan jaminan kesetaraan hidup beragama, sehingga bisa memberikan keadilan hidup beragama, menjamin integrasi bangsa, tak ada eksploitasi satu kelompok atas kelompok lain."

Kiprah dan Kepemimpinan Hidayat Nurwahid alumnus dari Ponpes Gontor ini tdak hanya retorika, ia juga mau berjalan kaki sekian kilometer bersama kader dan simpatisan untuk melakukan demo di jalan-jalan ibu kota. Ia juga aktif dalam gerakan penolakan perang, serangan militer AS terhadap Irak dan Afganistan, serta tindakan biadab Israel terhadap Palestina. Pria kelahiran Klaten Jawa Tengah, pada tanggal 8 April 1960 menanggapinya, dalam berpolitik keberkahan adalah hal utama. kemenangan bukan tujuan kami, kalau bukan karena pertolongan Allah, mustahil kami bisa seperti ini. Ini semua bagian dari Tadbir rabbani (pengaturan Allah).

Meskipun begitu, Partainya pernah dicap eksklusif dan fundamentalis karena berasakan islam. " Ya, mungkin itu bisa dianggap eksklusif jika islam dipahami sebagai sesuatu yang sangat terbatas dan angker. Tapi, itu bisa inkusif jika islam dipahami sebagai paradigma." Sebagai sebuah paradigma, Islam setidaknya meliputi empat hal, Pertama, al-islam yaitu penyerahan diri kepada allah Sang Pencipta. Kedua, al-Silm (Kedamaian). ketiga, al-Salam (Kesejahteraan). Keempat, al-Salamah (Keamanan atau keselamatan).

Tidak mengherankan dengan pandangan dan perilaku politik Dosen Pasca Sarjana di Universitas Islam Negeri Jakarta ini- selalu konsisten dalam bingkai partai dakwah, kiprah dan kepribadiannya juga diakui oleh berbagai kalangan di luar konstituennya. Majalah Tempo menulis tentang Hidayat Nurwahid seperti ini " Kalangan PK mengenal Hidayat Nurwahid sebagai pemimpin yang memiliki integritas tinggi. Politisi ini tak gelap mata ketika Presiden Megawati di masa awal pemerintahannya menawarkan jabatan menteri. Tawaran serupa bukan barang baru kendati partai ini memiliki suara minoritas pada saat itu dalam parlemen. Biarlah kami tetap berada diluar struktur, katanya ".
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar