Selasa, 17 Agustus 2010

Abu Bakar Ba'Asyir




Jika kita melihat sosok Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, pasti kita melihat sosok penampilan yang sederhana dengan Kopiah,baju koko, rambut dan jenggot yang telah memutih dan tak lupa Sarung khas kiai Pesantren. Betul-betul apa adanya, tidak dibuat-buat. Banyak orang yang tidak percaya terhadap setumpuk tuduhan yang telah ditimpakan pada pria kelahiran Jombang, 17 Agustus 1939 ini. Berbagai tuduhan telah dilayangkan pada beliau, mulai dari Pemimpin Jamaah Islamiyah (JI), Makar, terkait dengan sejumlah peledakan pada malam natal 2000, Bom Bali 2002,dan sekarang dikaitkan dengan aksi latihan Militer di Aceh sebagai sumber dana. Dulu Beliau sempat di tahan selama 4 tahun meskipun dari semua tuduhan tidak ada yang terbukti.

Keinginannya sangat jelas, sejelas tutur kata yang jauh dari kesan munafik seperti politikus-politikus sekarang yang pandai bermain lidah. Bagi beliau, Syariat Islam harus ditegakkan. Tetapi keinginan beliau itulah yang membuatnya sebagai target yang paling diburu. Ustadz Abu dianggap ingin membentuk negara Islam se-Asia Tenggara, sehingga keinginan ini dinilai mengancam eksistensi dunia barat terhadap dunia.

Bagi Umat Islam Indonesia, khususnya ribuan santri Pesantren Al-Mukmin,Ngruki, Ustadz Abu adalah sosok guru dan orang tua yang sangat dihormati. Kalau ia garang, itu semata-mata karena sikap terus terang beliau mendukung penegakan syariat Islam. Ustadz Abu Bakar Ba'asyir menjadi aikon perlawanan pada dekade 80-an. Beliau melakukan kebijakan yang bertentangan dengan pemerintah. sebagai contoh, beliau melarang santrinya untuk menghormat pada bendera, karena menurutnya itu adalah perbuatan syirik. Beliau juga dituduh menghasut orang untuk menolak asas tunggal Pancasila, kemudian di tuduh terlibat dalam gerakan Hispran (Haji Ismail Pranoto). Pada dekade 80-an itu, tepatnya tahun 1983, beliau dan Abdullah Sungkar ditangkap dan di hukum 9 tahun penjara. Pada saat kasusnya masuk kasasi, Ustadz Abu dan Abdullah Sungkar dikenai tahanan Rumah. Pada masa inilah sekitar tahun 1985, mereka mengasingkan diri ke Malaysia. Dan Ustadz Abu kembali ke Kampung Halaman setelah Rezim Soeharto runtuh pada tahun 1998 yang lalu. Mungkin Penjara memang bisa mengungkung fisik beliau, Tapi, Penjara tak bisa membelenggu militansi dan kegigihan beliau. Dan ia akan terus melawan. 

untuk mengikuti update terbaru tentang Ustadz Abu Bakar Ba'Asyir
Kunjungi pula http://www.freeabb.com/



Tidak ada komentar:

Posting Komentar