Senin, 30 Agustus 2010

Meminang Bidadari


"Menikah ?
"Ya ..."
"Tentu." JAwab Ayesha tanpa ragu.
"Pertimbangkan dulu, Jangan cepat ambil keputusan."

Bibinya memang benar, Ayesha sedikit tersipu, tangan kanannya membenahi abaya yang dipakainya dengan rikuh.
"Dengan Siapa, Ammah ?"
Wajah lembut itu tiba-tiba mengeras. Kedua matanya mendadak menyembung. mungkin karena air mata yang siap turun. entah kenapa, Luapan bahagiakah, karena keponakannya yang sudah di urus sejak kecil, akhirnya ada yang meminang ???

Ayesha menunggu jawaban dari amahnya. Tapi beberapa kejab hanya dilalui gelombang senyap.
"ammah ...... dengan siapa ???"
pandangan tajam wanita berumur itu menembus bola mata Ayesha. Seperti menimbang - nimbang kesiapan keponakan yang dicintainya itu, menikah.
Ayesha membalas pandang, lebih karena ia tak mengerti kenapa pernikahan, kalau memang itu yang akan terjadi padanya, tak disambut ammah dengan riang, seperti pernikahan-pernikahan pada umumnya.

"Dengan Ayyash !!!"
Ayyash ????

Ammah mengangguk. Wajahnya pucat, namun terkesan lega. Biarlah .....  
biarlah Ayesha yang memutuskan, ini hidupnya. Suara hati wanita itu bicara.
Di depannya tubuh Ayesha seperti kaku. Seolah tidak percaya . Senang, tapi juga tahu apa yang akan dihadapinya. Berita itu mungkin benar. Yang jadi pertanyaan, Siapakah dia ??????

"Kau pikirkan dulu. Ya ???
Ia memberi waktu sampai tiga hari. Katanya lebih cepat lebih baik." Ayesha masih tidak bergerak. Pandangannya menembus jendela, menyisiri rumah-rumah di lingkungannya dan debu tebal yang terembus di jalan.
Pernikahan ........
sungguh penantian semua gadis. Dengan Ayyash pula, siapa yang keberatan ???
Tapi semuapun tahu, apa arti sebuah pernikahandi Palestina. Tantangan, perjuangan lain yang membutuhkan kesiapan lebih besar. Terutama bagi setiap gadis, yang menikahi pemuda pejuang macam Ayyash !

Dulu sekali, sewaktu kescil, ia tidak memungkiri, kerap memperhatikan Ayyash dan teman-temannya dari balik kerudung yang biasa ditutupkannya ke wajah. Jika mereka kebetulan berpapasan. Mereka bertetangga. Begitulah Ayesha mengenalnya, dan melihat bocah lelaki yang usianya lebih tua lima tahun darinya, tumbuh dewasa.
Ayah Ayyash salah satu pemegang pimpinan tertinggi di Hamas, sebelum tewas dalam aksi penyerangan markas tentara Israel. Ibunya, memimpin para wanita Palestina dalam berbagai kesempatan, mencegat, dan mengacaukan barisan tentara yahudi, yang sedang melakukan pengejaran atas pejuang intifadah.
Mereka biasa muncul tiba-tiba dari balik tikungan yang sepi, atau memadat di pasar-pasar, dan menyulitkan pasukan Isarel yang mencari penyusup. Bukan tanpa resiko, karena semuapun tahu, para tentara itu tak menaruh belas kasihan pada perempuan, atau anak-anak. Para perempuan yang bergabung, menyadari betul apa yang mereka hadapi. terkena tamparan atau tendangan, bahkan popor senapan, hingga tubuh mengucurkan darah, bahkan terlepasnya nyawa, adalah taruhannya.
Ayesha sejak lima tahun lalu, tak pernah meninggalkan satu kalipun aksi yang diadakan. Ia iri dengan para lelaki yang mendapat kesempatan lebih memegang senjata. Itu sebabnya kemudian gadis berkulit putih kemerahan itu, tak ingin kehilangan kesempatan jihadnya, sejak usia belia.

Tiga tahun lalu, ketika ibunda Ayyash syahid, dalam satu aksinya, setelah sebuah peluru mendarat di dahinya, mereka semua datang, juga Ayesha, untuk menyalatkan wanita pejuang itu. Pedihnya kehilangan Ummi, Ayesha menyadari perasaan berduka yang bagaimanapun memang manusiawi.
Begitu kagumnya ia melihat ketegaran Ayyash, mengatur semua prosesi, hingga tanah menutup dan memisahkannya dari bunda tercinta. Tak ada sedu sedan, tak ada air mata. hanya doa yang terucap yang tak putus. Begitulah Ayyash menghadapi kehilangan abi, saudara-saudara lelakinya, adik perempuannya yang paling kecil, lalu terakhir ummi yang dikasihi. Begitu pula yang dipahami Ayesha, cara pejuang menghadapi kematian keluarga yang mereka cintai.
Dan kini, Ayesha dua puluh dua tahun. masih menyimpan pendar kekaguman dan simpati yang sama bagi Ayyash. Bocah laki-laki bermata besar itu sudah menjelma menjadi lelaki gagah, dengan kulit merah kecoklatan, hidung bangir, dan mata setajam elang. Semangat perjuangan dan ketabahan lelaki itu sungguh luar biasa. Sewaktu dua abangnya melakukan aksi bom bunuh diri, meledakkan gudang logistik israel, ia hanya mengucapkan innalillahi, sebelum bangkit dan menggemakan Allahu Akbar, Saat memasuki Rumah dan mengabarkan berita itu pada umminya.
Lalu ketika Fatimah, adiknya yang berpapasan dengan tentara, diperkosa dan di bunuh sebelum di lemparkan di jalan dengan tubuh tercabik - cabik. Ayyash masih setabah sebelumnya. Padahal siapapun tahu, cintanya pada Fatimah, bungsu dari keluarga mereka.

Ayesha tak mengerti, terbuat dari apa hati lelaki itu. Setelah semua kehilangan, tak ada dendam yang lalu membuatnya menyerang membabi buta, atau meluapkan amarah dengan makian kotor. Ayyash menerima itu semua dengan keikhlasan luar biasa. Hanya matanya yang sesekali masih berkilat, saat ada yang menyebut nama adiknya. Di luar itu, hanya keshalihan dan ketaatannya pada koordinasi gerak Hamas yang kian bertambah. begitu dari hari ke hari.

Mereka berhadapan, pertama kali dalam hidupnya ia bisa bebas menatap wajah lelaki itu dari jarak dekat. Ayyash yang tenang, hanya bibirnya yang menyungging senyum lebih sering. Sejak Ijab kabul diucapkan, meresmikan keberadaan keduannya.
Ayyash yang tenang dan hati Ayesha yang bergemuruh, bukan saja karena kebahagiaan yang meluap - luap, tapi oleh sesuatu yang lain. Sebetulnya hal itu ingin disampaikan pada lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Namun saat terbayang apa yang telah dialami Ayyash, dan senyum yang pertama kali dilihatnya begitu cerah.
bayin Ayesha urung. "Biarlah ..... nanti - nanti saja, atau tidak sama sekali," pikirnya.
Ia tidak mau ada yang merisaukan hati lelaki itu,terlebih karena waktu yang mereka miliki tak banyak. Bahkan sebentar sekali.
Dua hari lalu, Ayyash sendiri yang menyampaikan kebenaran berita itu, niatan lelaki berusia dua puluh tujuh tahun, yang sudah selama dua pekan ini di bicarakan orang dari mulut ke mulut.
"Ayyash mencari istri !!!"
"ia akan menikah secepatnya, akhirnya "
"tapi siapa yang akan menerima pernikahan yang berusia sehari semalam ???"
itulah percakapan gadis-gadis di lingkungan mereka. Awalnya Ayesha tidak mengerti. "kenapa sehari semalam ??"  tanya Ayesha kepada ammahnya.
"sebab, lelaki itu sudah menentukan hari kematiannya," Ayesha. kini tinggal sepekan lagi waktunya hampir habis."
Ayesha ingat ia menggigit bibir menahan sesak yang tiba-tiba melanda Ayyash pasti sudah menyanggupi melakukan aksi bom bunuh diri, seperti dua saudaranya dahulu. Cuma itu alasan yang bisa diterima, kenapa pejuang yang selama ini terkesan tak peduli dan tak pernah memikirkan untuk menikah, karena mobilitasnya yang tinggi, tiba-tiba seolah tak sabar untuk segera menikah.
" Saya ingin menghadap Allah, yang telah memberi begitu banyak kemuliaan pada diri dan keluarga saya, dalam keadaan sudah menyempurnakan separuh agama."  Kalimat panjang lelaki itu, wajahnya yang menunduk dan rahangnya yang terkatup rapat. menunggu jawaban darinya.
Ayesha merekam semua itu dalam ingatannya. Dua hari lalu, saat khitbah dilangsungkan.
"Ya ......"  jawabanya memecah kesunyian.
Ammah serta merta memeluknya dengan wajah berurai air mata. bahagia berbaur kesedihan atas keputusan Ayesha. Membayangkan keponakannya yang selalu dibanggakan karena semangatnya yang tak pernah turun, akan menjalani pernikahan. Yang malangnya, bahkan lebih pendek dari umur jagung.
Berganti-ganti Ayesha melihat wajah ammah yang basah dengan air mata, lalu senyum dari bibir Ayyash yang tak henti melantunkan hamdalah.
Didepan Ayesha, Ayyash tampak begitu bahagia, karena tiga hari sebelum tugas itu dilaksanakan, ia berhasil menemukan pengantinnya. Seorang Bidadari dalam pejuangan yang ia hormati dan kagumi, dari kekuatan mental maupun fisiknya, ya Ayesha.

Mereka masih bertatapan, saling menyunggingkan senyum. Ayesha yang wajahnya masih sering bersemu dadu, nampak sangat cantik di mata Ayyash. "Pengantinya, Bidadarinya ........" kata-kata itu diulang-ulangnya beberapa kali di dalam hati. namun betapa cantiknya Ayesha, Ayyash tak hendak melanggar janji yang ditekatkan jauh dalam sanubarinya.
"Ayesha ...... saya tak menginginkanmu, bukan karena saya tidak menghormatimu."
Senyum Ayesha surut, matanya yang gemintang menatap Ayyash tak berkedip, menunggu kelanjutan kalimat lelaki itu. Ini malam pertama mereka, dan setelah ini, tak akan ada malam - malam lain. Besok selepas waktu Dhuha, lelaki itu akan  menemukan penggal akhir hidupnya, menemui kekasih sejati. Allah Rabbul Izzati. Tak layakkah Ayesha memberikan yang terbaik baginya ???
Bagi ia yang akan menjelang syahid .......

Pendar di mata Ayesha luruh. Ayyash mendongakkan dagunya, tangannya yang lain menggenggam jari-jari panjang Ayesha, seakan mengerti isi hati istrinya.
"Saya mencintaimu, Ayesha. Dan saya meridhai semua yang telah dan akan Ayesha lakukan, selama kebersamaan ini dan setelah saya pergi. Saya percaya dan berdoa, Allah akan memberimu seorang suami yang lebih baik, selepas kepergian saya."
Ayesha tersenyum, menyembunyikan hatinya yang bergemuruh. Seandainya ia dapat menceritakannya pada Ayyash. Tapi ia tak sanggup.
"Tak apa, saya mengerti." Cuma itu yang bisa dikatakan pada Ayyash. Suasana sekitar hening. Langit tanpa bulan tak mempengaruhi kebahagiaan di hati Ayyash. Bulan, baginya malam ini telah menjelma pada kerelaan dan keikhlasan istrinya.
"Saya ingin, Ayesha bisa mendapatkan yang terbaik." Lelaki itu melanjutkan kalimatnya. "Dan karenanya saya merasa wajib menjaga kehormatanmu. Kita bicara saja, ya ?? Ceritakan sesuatu yang saya tidak tau, Ayesha." 
Ayesha menatap mata Ayyash lagi. Disana ia bisa melihat kegarangan dan keteduhan melebur satu. Sambil ia berpikir keras, apa yang bisa diceritakannya pada lelaki itu ?.  Tak lama dari bibir wanita itu meluncur cerita-cerita lucu tentang masa kecil mereka. Canda teman mainnya, dan kegugupannya saat pertama berhadapan dengan Ayyash. Juga jari - jari tanganya yang berkeringat saat ia mencium tangan Ayyash pertama kali. Betapa ia hampir terjatuh karena keram, akibat duduk terlalu lama ketika mencoba bangun menyambut orang-orang yang datang menyalami mereka tadi pagi.
Diantara senyum dan derai tawa suaminya, Ayesha masih berfikir tentang lelaki yang duduk dihadapannya. Sungguh, ia ingin membahagiakan Ayyash, dengan cara apapun. Melihat kebahagiaan yang terpancar di wajah Ayyash, membuat Ayesha tak habis pikir. Kenapa kebahagiaan orang lain, bisa begitu membuatnya bahagia ?  Tapi, inilah kebahagiaan itu, bisiknya sesaat setelah mereka menyelesaikan shalat malam dan tilawah bersama. kali pertama dan terakhir. Kebahagiaan bukan pada umumnya, tapi pada esensi kata bahagia. Dan Ayesha belum pernah sebahagia itu sebelumnya.

Mereka masih belum bosan saling menatap satu sama lain, dan berpegangan tangan. saat ia merebahkan diri di dada Ayyash setelah sholat Subuh, lelaki itu tidak menolak.
"Biarkan saya berbakti kepadamu Ayyash." Ia ingat Ayyash menundukkan wajah dalam, seperti berpikir keras sebelum kemudian mengangguk dan menerimanya. Beberapa jam lagi, Ayesha menghitung dalam hati. Kedua matanya memandangi wajah Ayyash yang pulas di depannya. Tinggal beberapa jam lagi, dan mereka akan tinggal kenangan. Dirinya dalam kenangan Ayyash, Ayyash dalam kenangan orang-orang sekitarnya.
Ketika fajar mulai menampakkan diri, Ayesha yang telah rapi, kembali menatap Ayyash yang tertidus pulas, mencium kening dan tangan lelaki itu, sebelum meninggalkan rumah dengan langkah pelan.

Pukul setengah tujuh pagi, Ayyash terbangun oleh gedoran pintu, dan banyak orang berkerumun di depan rumah. Pada pagi pertama pernikahan mereka. "Ada apa ???"
"Ayyash ...........istrimu Ayesha."
Ada titik air meruah diwajah ammah Ayesha. lalu suara-suara gamang yang berdengung. Saling meningkahi, semua seperti tak sabar menyampaikan berita itu padanya.
"Setengah jam lalu, Ayyash.   Ledakan ...... Ayesha yang melakukannya ......"
"Gudang peluru itu. Bunyi  .... Bagaimana kau bisa tidak mendengar ???"
 Ayyash merasa tubuhnya mengejang. Istrinya ....... Ayesha mendahuluinya ? kepaln tangannya mengeras. Mengenang semua keceriaan dan kejenakaan, serta upaya Ayesha membahagiakannya semalam. Jadi ........  Masya allah !!!  Istrinya kini, benar-benar Bidadari.

Pikiran itu menghapuskan rasa pedih yang sesaat tadi mencoba menguasai hatinya. Meski senyum kehilangan belum lepas dari wajah lelaki itu, sewaktu ia undur diri, dari kerumunan didepan rumah.
Keramaian yang sama masih menantinya dengan sabar, ketika tak lama kemudian lelaki itu berkemas, lalu dengan ketenangan yang tak terusik, melangkahkan kakinya meninggalkan rumah. Waktunya tinggal sebentar, tentara israel pasti akan melakukan patroli kemari, sesegera mungkin setelah apa yang dilakukan Ayesha.
Ia harus segera pergi. ayyash mempercepat langkahnya. Teman-temannya sudah menunggu dalam Jip terbuka yang membawa mereka berempat. Sepanjang jalan, tak ada kata-kata. Semua melarutkan diri dalam zikir dan memutihkan niatan. Operasi hari ini rencananya akan menghancurkan salah satu pusat militer Israel didaerah perbatasan. memimpin paling depan, langkah Ayyash sedikitpun tak di gayuti keraguan. saat diam-diam mereka menyusup. Allah memberinya bidadari, dan tak lama lagi, ia akan menyusulnya. Pikiran bahagianya berbicara. Ayyash tersenyum, mengaktifkan alat peledak yang melilit dibadannya. Ini, untuk perjuangan .............
Dan bumi yang terharu atas perjuangan anak-anaknya, pun meneteskan air mata. Hujan pertama pagi itu, untuk Ayyash dan Ayesha.

diambil dari judul cerpen Saiful Bahri 

Sabtu, 28 Agustus 2010

C I N T A


“CINTA” itu  :
  • Seperti Bumi; dimana  “CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”
  • Seperti Air; dimana “CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan
  • Seperti Api; “CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”
  • Seperti Angin; “CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”
  • Seperti Langit; “CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu
  • Seperti Matahari; “CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”
  • Seperti Pohon; “CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”
  • Seperti Gunung; “CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan larva cemburu yang membara.”
"Sebenarnya CINTA itu seperti apa ??????"

“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”

“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”

“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.”

“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”

“Bagaimana merasakan yang namanya CINTA ????”

“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan.”

Kamis, 26 Agustus 2010

Salamullah



Agama Salamullah adalah agama baru yang menghimpun semua agama, didirikan oleh Lia Aminuddin, di Jakarta tepatnya di Jl. Mahoni 30, Jakarta Pusat 10460. Dia mengaku sebagai Imam Mahdi yang mempercayai reinkarnasi. Lia mengaku sebagai jelmaan roh Maryam, sedang anaknya, Ahmad Mukti yang kini hilang, mengaku sebagai jelmaan roh Nabi Isa as.
Dan imam besar agama Salamullah ini Abdul Rahman, seorang mahasiswa alumni UIN Jakarta, yang dipercaya sebagai jelmaan roh Nabi Muhammad saw.
Ajaran Lia Aminuddin yang profesi awalnya perangkai bunga kering ini difatwakan MUI pada 22 Desember 1997 sebagai ajaran yang sesat dan menyesatkan. Pada tahun 2003, Lia Aminuddin mengaku mendapat wahyu berupa pernikahannya dengan pendampingnya yang dia sebut Jibril. Karena itu, Lia Aminuddin diubah namanya menjadi Lia Eden sebagai lambang surga, menurut kitabnya yang berjudul "Ruhul Kudus".
Pengikutnya makin menyusut, kini tinggal 70-an orang, maka ada “wahyu-wahyu” yang menghibur atas larinya orang dari Lia.

Beberapa Ajaran Lia Aminuddin
  1. Malaikat Jibril akan turun lagi ke bumi dan bersemayam di dalam diri Lia Aminuddin, oleh sebab itu dimanapun Lia berada selalu bersama Jibril Alaihisalaam
  2. Lia Aminuddin mengaku menjadi juru bicara Jibril Alaihisalaam, dan mengaku sebagai Nabi dan Rasul
  3. Lia Aminuddin mengaku mendapatkan wahyu.
  4. Lia Aminuddin mengaku mendapatkan mukjizat
  5. Agama yang dibawa oleh Lia Aminuddin bernama Salamullah/Agama perenialisme yang menghimpun seluruh agama
  6. Lia Aminuddin mengaku sebagai Imam Mahdi
  7. Ahmad Mukti (puteranya) dianggap sebagai Nabi Isa
  8. Abdul Rahman diyakini sebagai Wakil/Imam Besar Ajaran Salamullah
  9. Air Sumur Salamullah berkhasiat dapat menyembuhkan penyakit
  10. Mencukur semua jenis rambut yang ada dalam tubuh lalu membakarnya, hal itu dianggap sebagai bentuk ibadah yang diperintahkan "Jibril" melalui Lia Aminuddin. Barangsiapa yang telah melakukan itu sama dengan bayi yang baru dilahirkan.

Rabu, 25 Agustus 2010

Inkar Sunnah



Orang yang tidak mempercayai hadits Nabi saw sebagai landasan Islam, maka dia sesat. Itulah kelompok Inkar Sunnah.
Ada tiga jenis kelompok Inkar Sunnah; 
Pertama kelompok yang menolak hadits-hadits Rasulullah saw secara keseluruhan. 
Kedua, kelompok yang menolak hadits-hadits yang tak disebutkan dalam al-Qur’an secara tersurat ataupun tersirat.
Ketiga, kelompok yang hanya menerima hadits-hadits mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang setiap jenjang atau periodenya, tak mungkin mereka berdusta) dan menolak hadits-hadits ahad (tidak mencapai derajat mutawatir) walaupun shahih. 
Mereka beralasan dengan ayat, “…sesungguhnya persangkaan itu tidak berguna sedikitpun terhadap kebenaran” (Qs An-Najm: 28). Mereka berhujjah dengan ayat itu, tentu saja menurut penafsiran model mereka sendiri.
Inkar Sunnah di Indonesia muncul tahun 1980-an ditokohi Irham Sutarto. Kelompok Inkar Sunnah di Indonesia ini difatwakan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) sebagai aliran yang sesat lagi menyesatkan, kemudian dilarang secara resmi dengan Surat Keputusan Jaksa Agung No. Kep-169/ J.A./ 1983 tertanggal 30 September 1983 yang berisi larangan terhadap aliran inkarsunnah di seluruh wilayah Republik Indonesia.

Komunitas Penimbrung Qur'an Sunnah


Golongan yang satu ini tidak mau disebut kelompok agama, tak mau pula disebut sekuler. Tapi mereka menolak semua yang datang dari Al-Quran dan As-Sunnah. Kelompok ini muncul menjelang pertengahan abad 20 dengan membatasi bahwa al-Qur'an dan as-Sunnah tidak bisa diberlakukan di wilayah mereka, karena beralasan bahwa di tempat mereka bukanlah wilayah al-Qur'an dan as-Sunnah. Mereka mempunyai aturan-aturan tertentu yang kadang masuk ke wilayah yang diatur al-Qur'an dan as-Sunnah dengan "membantu" pelaksanaan praktisnya, dalam hal yang dapat menguntungkan kelompok mereka. Misalnya saja tentang pelaksanaan ibadah Haji. Disisi itulah al-Qur'an dan as-Sunnah mereka terima, bahkan hampir mereka monopoli.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Membedah Anatomi Aliran Sesat



Perjuangan selalu mendapat dua tantangan. Tekanan dari luar dan duri dalam daging. Ada banyak pola yang mencoba untuk meruntuhkan bangunan islam, termasuk aliran-aliran sesat yang mengeruhkan sejarah gemilang.
oleh : Hartono Ahmad Jaiz


Aliran sesat tampak makin marak, bahkan mengalami euforia (mabuk kebebasan) di masa Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang menduduki jabatan sejak Oktober 1999 sampai 23 Juli 2001. Dari ruwatan kemusyrikan sampai JIL (Jaringan Islam Liberal) yang tidak mengakui hukum Tuhan ini muncul secara resmi. Hingga ada tokoh aliran sesat yang keceplosan, "Mumpung presidennya Gus Dur." Orang mulai bingung, lantas terbitlah buku Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, 2002, terbelalaklah masyarakat. Ada yang simpati, tapi ada juga yang gerah.

Dari pihak sesatpun berbelit bahwa yang berhak menentukan sesat itu hanyalah Tuhan. Si sesat masih berteriak pula bahwa yang mengorek kesesatan itu pemecah belah. Kita harus menyadari bahwa yang menyatukan hati itu adalah Allah, bukan kita (lihat QS 2 : 62-63).

Adanya persatuan itupun hanya kalau berada pada ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Bila tidak, maka akan bercerai berai. Dalam Hadits ditegaskan :
Nu'man bin Basyir berkata, Rasulullah saw menghadapkan wajahnya kepada para manusia, lalu bersabda; Tegakkanlah shaf-shaf (barisan shalat) kalian (diucapkan) tiga kali. Wallahi, kamu sekalian mau menegakkan shaf-shafmu atau (kalau kalian tidak mau) maka Allah pasti akan mencerai beraikan diantara hati-hati kalian." Nu'man berkata, maka aku lihat seseorang lelaki melekatkan pundaknya dengan pundak temannya (dalam shaf shalat), dengkulnya dengan dengkul temannya, dan mata kakinya dengan mata kaki temannya" (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Pengertian Sesat
Sesat atau kesesatan itu bahasa arabnya dhalal. Yaitu setiap yang menyimpang dari jalan yang dituju (yang benar) dan setiap yang berjalan bukan pada jalan yang benar, itulah kesesatan. Dalam Al-Qur'an disebutkan, setiap yang diluar kebenaran itu adalah sesat (lihat QS Yunus :32). Kebenaran hanya datang dari Allah.

Pertanyaannya kini, kebenaran dari Allah itu adanya dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, namun cara pemahamannya/penafsirannya model apa ? Dalam Hadits tentang 73 golongan, riwayat At-Tirmidzi. "Siapakah dia (golongan yang satu yang selamat dari neraka) wahai Rasulullah ?" Beliau menjawab, "(Mereka yang mengikuti apa) yang aku dan sahabatku berada di atasnya."

Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan, penulis lamhah 'anil firaq adh-dhaallah, Membongkar Firqah-firqah Sesat, berkomentar. Ketika Rasulullah ditanya tentang siapakah satu yang selamat itu, beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang menempuh jalan seperti yang aku dan sahabatku tempuh." Maka barangsiapa yang tetap diatas jalan yang ditempuh Rasul saw dan para sahabatnya, maka dia termasuk yang selamat dari neraka. Dan barangsiapa yang menyelisihi dari hal tersebut sesungguhnya dia diancam dengan neraka sesuai dengan kadar jauhnya.

Sekarang ini, Kesesatan itu tidak dianggap sesat walaupun dilaksanakan ramai-ramai. Diantaranya adalah keompok-kelompok yang tidak langsung dikenali kelompok sesat.

Jumat, 20 Agustus 2010

Ramadhan Edition



Bulan Ramadhan kembali tiba, Seketika pula banyak orang, instansi atau perusahaan mengubah tampilan, sikap dan perilaku mereka. Banyak yang mengubah imej yang tadinya buruk menjadi bagus. Tadinya mereka tidak memakai baju muslimah, khusus di bulan ini, mereka berjilbab. Hotel, Restoran, Televisi,Swalayan dan tempat - temapat publik yang kerap bertabur maksiat berupaya menyesuaikan diri mulai tampilan, program dengan sebutan "Islami".

Kita boleh bependapat sesuai dengan keinginan kita, apakah tampilan yang dimaksud itu islami atau tidak. Tapi yang pasti kita harus prihatin, karena Islam seakan hanya berhak hidup di bulan ramadhan saja. Setelah itu mereka kembali sepeti semula. Selebriti, yang menjadi idola publik, mereka sampai berterus terang akan mengubah dirinya di bulan suci ini. Bahkan ada penyanyi dangdut yang akan menggunakan baju muslimah pada saat manggung dan mereka tidak akan bergoyang seperti biasanya. tetapi setelah ramadhan mereka kembali seperti biasa.

Kalau kita pikir, Jika mereka atau seseorang ingin mengubah dirinya lebih baik pada bulan Ramadhan, bukankan dengan sendirinya ia mengakui bahwa apa yang lazim ia kerjakan di bulan - bulan lainnya merupakan maksiat. Tapi apa yang terjadi, mereka melakukannya tanpa ada rasa malu dan merasa bersalah. Bahkan banyak orang yang mendukung, mengamini dan bahkan menontonnya. Lebih ironis lagi, tak sedikit para muslimin melakukan kesenangan sebelum memasuki bulan ramadhan, mereka berpikir akan terhalang kesenangan jika memasuki bulan ramadhan sehingga mereka bersenang-senang sebelum memasuki bulan ramadhan.

Pada bulan Ramadhan ini kita menjadi orang yang "shalih"; berpuasa, bangun sahur, shalat shubuh, terawih, memakai baju koko dan berkopiah. Ada dari beberapa mematok niatnya untuk mengubah perilaku di bulan Ramadhan. Ada yang menjemput Hidayah untuk melangkah ke perbaikan di masa berikutnya. Bulan ini yaitu Ramadhan memang tidak bisa di pungkiri adalah bulan atau momentum yang tepat untuk berbenah diri. Kita seperti memakai topeng pada bulan ramadhan ini, dengan mematok atau malahan hanya sekedar menahan diri untuk tidak berbuat maksiat. Banyak kita lihat mereka layaknya hidup memakai topeng, ada yang terang-terangan adapula yang malu-malu.

Khususnya para selebriti, meskipun kadang topeng mereka tidak pantas di sebut islami, tetapi karena sudah terkesan mereka sudah berubah islami dan didukung oleh media yang menampilkan kesan islami pula. Coba kita lihat dari menjelang sahur hingga setelah berbuka puasa, banyak artis dan pelawak memandu acara televisi yang "Islami", dimana sudah sangat-sangat keluar dari koridor islam. Sebagai contoh goyang dangdut diakhir acara yang dinyayikan oleh penyanyi dengan di balut busana muslim ini apakah sesuai koridor islam, bahkan tampilan dan kemasan acaranya sudah melenceng jauh dari kata islami.

Pada bulan ramadhan ini semoga kita menjadi orang yang sukses dimana kelak memperoleh surga-Nya dan merugilah kaum yang menyia-nyiakan bulan ampunan ini dan kelak ditempatkan di dalam neraka-Nya, mereka adalah orang-orang yang terpedaya oleh kehidupan dunia semata. seolah-olah mereka sukses mengarungi kehidupan, tetapi hakekatnya tidak sama sekali. "Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sesungguhnya ia telah beruntung (sukses). Kehidupan dunia itu tak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan," (QS. Ali Imran : 185). Apa yang kita lakukan tidak akan mendapatkan nilai apapun jika tampilan atau produk yang kita buat atau lakukan tidak didasarkan amal shalih dan mengharap ridha-Nya.

Mungkin orang bisa mengatakan sukses dalam pekerjaan dan bisnisnya, namun kalau bukan karena taat kepada Allah dan menegakkan ajaran-Nya lalu apa gunanya. Apalagi Syiar yang kita tampilkan pada bulan ini hanya sekedar "Aktivitas penyesuaian" dalam rangka Ramadhan. Jika bulan ramadhan berlalu kemudian kita buka kembali topeng kita dan menyesuaikan tampilan kembali seperti keseharian yang tidak sesuai dengan nilai-nilai islami.

Rasulullah saw menjelaskan ciri-ciri orang munafik ini; mereka jika diberi amanat berkhianat, jika berjanji ingkar, jika berkata, mereka berdusta. Kebohongan mereka sekarang bahkan digelar secara kolektif dan tidak ada rasa malu. Apakah bulan Ramadhan ini kita jadikan pelabuhan makeup dan topeng. Kita berharap semoga pada bulan ampunan ini, kita semua tetap mengharap keajaiban yang sering kita sebut hidayah, sehingga topeng-topeng itu tidak lagi membungkus wajah atau tubuh kita ini. Dan perlu diingat Hidayah itu harus kita jemput bukannya kita menunggu.

Kamis, 19 Agustus 2010

Ja'far Umar Thalib


Masih ingat dengan Konflik agama di Ambon ???; iya, konflik Agama yang meletus di Maluku membuat nama beliau terkenal. Ja'far yang sebelumnya sebagai kepala pesantren berubah jadi Pemimpin Laskar. Ia menabuh genderang perang bersama anak buahnya melawan perusuh RMS ( Republik Maluku Selatan ) yang mengacau Maluku dan mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Malang benar nasib beliau, bukan penghargaan atau medali yang didapat, beliau malah ditangkap dan dipenjarakan karena pidatonya yang panas pada saat di Desa Soya menjelang meletusnya kerusuhan Ambon. Beliau di tangkap dengan alasan yang dibuat-buat, yaitu Menghina Presiden RI dalam pidatonya.

Ja'far Umar Thalib memang tokoh dengan perjalanan hidup penuh warna. Beliau bersekolah di Pakistan, bertemu dengan sejumlah pemikir islam di dunia, kemudian berjihad di Afganistan dan berkeliling di Timur Tengah. Riwayat inilah yang menjadikan ia salah satu target dalam kampanye perang melawan terorisme yang dikumandangkan AS.

Ayah Ja'far adalah Umar Thalib dimana keturunan Yaman-Madura yang aktif sekali di Al-Irsyad Malang. Sejak kecil Ja'far didik secara militer karena ayahnya veteran perang pada saat meletus 10 November Surabaya. Ja'far sering sekali di pecut dengan rotan jika berbuat salah.

Pria kelahiran 29 Desember 1961 ini mempunyai sikap keras dan kritis, Ayah dari sembilan anak dari empat istrinya ini pernah kabur dari pesantren Al-Irsyad milik ayahnya setelah lulus PGA menuju Pesantren Persis, Bangil pada tahun 1981. Dua tahun kemudian, karena merasa belum puas, ja'far pergi ke Jakartauntuk menimba ilmu dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Arab (LIPIA). Ternyata di LIPIA ia hanya bertahan tiga tahun dan di situ sempat berdebat dengan salah satu dosennya. Kemudian Ia disekolahkan ke Institute Maududi di Lahore, Pakistan. Di Pakistanpun ia tidak bertahan lama, tidak ada satu tahun ia kembali ribut dengan dosennya. Setelah itu ia sampai dua tahun kemudian terjun langsung berJihad di Afganistan.

Pada tahun 1989, setelah Ja'far pulang dari berjihad, ia memimpin pesantren Al-Irsyad di Salatiga. Di Salatigapun ia cuma bertahan satu setengah tahun setelah mengkritik pesantrennya habis-habisan. Tahun 1991 ia berangkat ke Yaman untuk berguru kepada sejumlah ulama, satu diantaranya adalah Syekh Muqbil Al-Wad'i di Yaman Utara. Pulang dari Timur Tengah pada tahun 1993, ia mendirikan Pesantren Ihya'us Sunnah di Degolan,Yogyakarta dan ia sekaligus sebagai pemimpinnya. pada rentang tahun 1994 - 1999 kemudian, ia spesialis mengajar di bidang tauhid.

Menanggapi pembantaian umat islam di Maluku, Ja'far langsung mencetuskan resolusi Jihad dengan tenggat waktu tiga bulan dalam sebuah tabligh akbar di Yogyakarta, 30 Januari 2000 silam. karena tenggat waktu yang diberikan tidak kunjung reda keadaannya, ia akhirnya mendeklarasikan berdirinya Laskar Jihad Ahlus Sunnah wal Jamaah. Tabligh Akbar di Stadion Senayan digelar yang dilanjutkan dengan latihan perang di Bogor yng dinamakan "Latihan Gabungan Nasional Laskar Jihad". beberapa bulan kemudian, ia mengutus 29 orang berangkat ke Ambon untuk pertama kalinya. Dalam penilaiannya, konflik Maluku adalah pemberontakan RMS, bukan kerusuhan SARA antara umat Muslim dan Kristen. Inilah yang membuat konflik berlarut-larut.

Sosok Ja'far memang cukup mengundang kontroversi, tetapi ia tidak bergeming, Maluku adalah milik NKRI dan tak boleh lepas selamanya.

Rabu, 18 Agustus 2010

Habib Rizieq Shihab


Pendiri dan juga sekaligus sebagai Ketua Front Pembela Islam (FPI) ini Lulusan sari Universitas King Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi, Mengambil Jurusan Fiqh dan Ushul Fiqh. Gelar S1 didapatnya dengan predikat mumtaz atau cum laude, sehingga beliau diberi kesempatan untuk mengajar di salah satu SMU di Saudi Arabia, Kesempatan ini bisa di bilang jarang sekali untuk warga pendatang.

Setelah menyelesaikan S1, beliau pulang dari saudi, dan kemudian mengajar di Lembaga Pendidikan Said Naum. Beliau juga memimpin Lembaga Pendidikan dan Dakwah Islam Darul Fiqh, dan beliau juga menjadi anggota Dewan Syariah Bank Perkreditan Rakyat Syariah At-Taqwa, Tangerang.

Habib Rizieq sering masyarakat memanggil beliau, mendirikan FPI pada 17 Agustus 1998, dengan tujuan perbaikan di lapangan akhlak dan moral. menurut beliau, Reformasi di segala bidang hampa belaka tanpa reformasi di bidang akhlak. Beliau mengklaim, FPI telah berdiri lebih dari 17 Provinsi dan lebih dari 5 juta anggota dan lebih dari 15 Juta simpatisan.

Sosok beliau cerdas, tangkas dan berapi-api. walau demikian, pria berusia 41 tahun ini tetaplah sosok yang tampil berpikir strategis ke depan. Menurutnya, FPI menghancurkan tepat maksiat setealh melalui sejumlah tahap yang amat panjang. Ketika di tuding bahwa penghancuran itu menimbulkan mudharat yang lebih besar, ia langsung menegaskan, kehancuran akibat perjudian, Narkoba dan Minuman Keras jauh lebih besar dari kaca - kaca yang hancur atau bangunan yang rusak. Betapa banyak keluarga yang berantakan akibat kerusakan moral yang selama ini didiamkan pemerintah.

Beliau tidak takabur dengan gelar "Habib" yang ditujukan untuk keturunan Nabi, Sebelum beliau pergi ke saudi, beliau sudah dikenal sebagai Mubaligh. Bagi beliau, tugas ini lebih sebagai kewajiban dan tuntunan hati nurani, dari pada perasaannya sebagai keturunan Nabi saw. Nuansa sederhana sangat terlihat dari pribadi beliau. Ketika FPI dituding menerima dana dari beberapa tokoh, beliau menampik dengan bukti-bukti yang kuat. Beliau tinggal di kontrakan yang sekaligus di jadikan markas FPI waktu itu.

Selasa, 17 Agustus 2010

Abu Bakar Ba'Asyir




Jika kita melihat sosok Ustadz Abu Bakar Ba'asyir, pasti kita melihat sosok penampilan yang sederhana dengan Kopiah,baju koko, rambut dan jenggot yang telah memutih dan tak lupa Sarung khas kiai Pesantren. Betul-betul apa adanya, tidak dibuat-buat. Banyak orang yang tidak percaya terhadap setumpuk tuduhan yang telah ditimpakan pada pria kelahiran Jombang, 17 Agustus 1939 ini. Berbagai tuduhan telah dilayangkan pada beliau, mulai dari Pemimpin Jamaah Islamiyah (JI), Makar, terkait dengan sejumlah peledakan pada malam natal 2000, Bom Bali 2002,dan sekarang dikaitkan dengan aksi latihan Militer di Aceh sebagai sumber dana. Dulu Beliau sempat di tahan selama 4 tahun meskipun dari semua tuduhan tidak ada yang terbukti.

Keinginannya sangat jelas, sejelas tutur kata yang jauh dari kesan munafik seperti politikus-politikus sekarang yang pandai bermain lidah. Bagi beliau, Syariat Islam harus ditegakkan. Tetapi keinginan beliau itulah yang membuatnya sebagai target yang paling diburu. Ustadz Abu dianggap ingin membentuk negara Islam se-Asia Tenggara, sehingga keinginan ini dinilai mengancam eksistensi dunia barat terhadap dunia.

Bagi Umat Islam Indonesia, khususnya ribuan santri Pesantren Al-Mukmin,Ngruki, Ustadz Abu adalah sosok guru dan orang tua yang sangat dihormati. Kalau ia garang, itu semata-mata karena sikap terus terang beliau mendukung penegakan syariat Islam. Ustadz Abu Bakar Ba'asyir menjadi aikon perlawanan pada dekade 80-an. Beliau melakukan kebijakan yang bertentangan dengan pemerintah. sebagai contoh, beliau melarang santrinya untuk menghormat pada bendera, karena menurutnya itu adalah perbuatan syirik. Beliau juga dituduh menghasut orang untuk menolak asas tunggal Pancasila, kemudian di tuduh terlibat dalam gerakan Hispran (Haji Ismail Pranoto). Pada dekade 80-an itu, tepatnya tahun 1983, beliau dan Abdullah Sungkar ditangkap dan di hukum 9 tahun penjara. Pada saat kasusnya masuk kasasi, Ustadz Abu dan Abdullah Sungkar dikenai tahanan Rumah. Pada masa inilah sekitar tahun 1985, mereka mengasingkan diri ke Malaysia. Dan Ustadz Abu kembali ke Kampung Halaman setelah Rezim Soeharto runtuh pada tahun 1998 yang lalu. Mungkin Penjara memang bisa mengungkung fisik beliau, Tapi, Penjara tak bisa membelenggu militansi dan kegigihan beliau. Dan ia akan terus melawan. 

untuk mengikuti update terbaru tentang Ustadz Abu Bakar Ba'Asyir
Kunjungi pula http://www.freeabb.com/



Ismail Yusanto


Pada Tahun 1987 sosok Ismail Yusanto mulai dikenal oleh orang banyak ketika ia dipercaya menjadi juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) atau dulu dikenal Partai Pembebasan Indonesia. Ismail Yusanto adalah pribadi yang dikenal lugas, dan sangat terbuka dalam mensosialisasikan Visi dan misi juga termasuk agenda dari HTI. Ia bahkan menyerukan bersatunya umat islam untuk mengembalikan kehidupan islami dengan jalan menegakkan Khilafah Islamiyah.

Pernah suatu ketika Ismail membalikkan logika berfikir para penganut demokrasi, yaitu dengan menganggap hajatan Demokrasi sebagai "pesta" yang penuh dengan paradoks. karena, PEMILU tersebut tidak menentukan benar atau salah tapi ditentukan dengan jumlah suara yang diperoleh. Disini bisa saja Partai sekuler karena mendapat dukungan yang banyak akhirnya memenangkan pemilu, sedangkan partai yang baik harus menerima kekalahan. "lha disinilah paradoksnya, dimana yang baik dikalahkan keburukan". Masih ingat dengan kata-kata beliau yaitu "Jika kita ikut pemilu untuk tatanan yang sekularistik, hukumnya wajib atau haram ?" kemudian ia mengutip fatwa MUI yang menetapkan jihad bagi tiap Muslim dalam masalah pemilu. dan kemudian ia berargumen, "Dalam masalah Ambon, MUI tidak mengeluarkan fatwa jihad. sedangkan giliran pemilu, keluar fatwa jihad. Sangat menarik apa yang dikemukakan ulama, jika hasil dari pemilu seperti itu, maka hukumnya haram. sedangkan golput justru punya landasan harfiah dengan arti bahwa golput bukan dosa tapi malah mendapatkan pahala." tegas beliau.

Pria kelahiran Yogyakarta 48 tahun silam ini, menyelesaikan S1 di jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM pada tahun 1988. Setelah lulus beliau mondok di Ponpes Ulil Albab di daerah bogor hingga tahun 1991. Suami dari Zulia Ilmawati ini dikenal dengan konsisten dalam menuangkan gagasan-gagasannya yaitu untuk menjaga kesatuan dan persatuan wilayah indonesia dalam bingkai negeri-negeri islam, beliau pun kencang sekali dalam menyuarakan peluang perubahan struktur kenegaraan.

inilah sebagian kecil kiprah dari pejuang khilafah yang mempunyai latar belakang pendidikan Teknik Geologi, Ia sempat mendapat banyak tawaran yang menggiurkan dari perusahaan pertambangan asing yang banyak beroperasi di negara kita, tetapi ia memilih menjadi pejuang, membebaskan negerinya dari "penjajahan" asing yang masih berlangsung sampai sekarang ini.

Selasa, 10 Agustus 2010

HIDAYAT NURWAHID



Pada Ahad 22 mei 2000, Hidayat Nurwahid yang sering dikenal sebagai ustadz dan cendekiawan ini terpilih menjadi Presiden Partai Keadilan dalam Munas I di kota Depok, 21 - 22 mei 2000. Sejarah mencatat, partai yang kelahirannya dibidani oleh intelektual - intelektual Muslim ini harus kepentok electoral treshold. dan akhirnya, partai yang cikal bakalnya telah tumbuh sejak tahun 1980-an dalam wadah gerakan dakwah tarbiyah ini melebur ke dalam Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Meski waktu itu menyandang nama baru, Konstituen dan kader-kadernya tetap menghendaki Doktor Aqidah dari Universitas Islam Madinah Arab Saudi ini, kembali menjadi Ketua Umum. Selama kepemimpinannya, Ustadz Hidayat mampu mengantarkan partai yang sebelumnya mendapat julukan The Rising Star, menjadi partai yang kian di segani kawan maupun lawan. Buktinya, ketika polemik amandemen UUD 45 pasal 29 memuncak dan partainya dicap menolak piagam jakarta yang diusulkan PPP dan PBB, ia hanya menambahi "Ada banyak pintu dalam usaha penerapan syariat Islam".

Bahkan, melalui Fraksi Reformasi kader-kader PKS malah mengusulkan diterapkannya piagam madinah dalam amandemen pasal 29. Hidayat menanggapi "Pendekatan yang kami kedepankan adalah wacana ajaran agama dan alternatif yang kami ajukan adalah sebuah piagam yang berisi aturan-aturan yang pernah diberikan dan dicontohkan Nabi Muhammad saw, dan Piagam ini memberikan jaminan kesetaraan hidup beragama, sehingga bisa memberikan keadilan hidup beragama, menjamin integrasi bangsa, tak ada eksploitasi satu kelompok atas kelompok lain."

Kiprah dan Kepemimpinan Hidayat Nurwahid alumnus dari Ponpes Gontor ini tdak hanya retorika, ia juga mau berjalan kaki sekian kilometer bersama kader dan simpatisan untuk melakukan demo di jalan-jalan ibu kota. Ia juga aktif dalam gerakan penolakan perang, serangan militer AS terhadap Irak dan Afganistan, serta tindakan biadab Israel terhadap Palestina. Pria kelahiran Klaten Jawa Tengah, pada tanggal 8 April 1960 menanggapinya, dalam berpolitik keberkahan adalah hal utama. kemenangan bukan tujuan kami, kalau bukan karena pertolongan Allah, mustahil kami bisa seperti ini. Ini semua bagian dari Tadbir rabbani (pengaturan Allah).

Meskipun begitu, Partainya pernah dicap eksklusif dan fundamentalis karena berasakan islam. " Ya, mungkin itu bisa dianggap eksklusif jika islam dipahami sebagai sesuatu yang sangat terbatas dan angker. Tapi, itu bisa inkusif jika islam dipahami sebagai paradigma." Sebagai sebuah paradigma, Islam setidaknya meliputi empat hal, Pertama, al-islam yaitu penyerahan diri kepada allah Sang Pencipta. Kedua, al-Silm (Kedamaian). ketiga, al-Salam (Kesejahteraan). Keempat, al-Salamah (Keamanan atau keselamatan).

Tidak mengherankan dengan pandangan dan perilaku politik Dosen Pasca Sarjana di Universitas Islam Negeri Jakarta ini- selalu konsisten dalam bingkai partai dakwah, kiprah dan kepribadiannya juga diakui oleh berbagai kalangan di luar konstituennya. Majalah Tempo menulis tentang Hidayat Nurwahid seperti ini " Kalangan PK mengenal Hidayat Nurwahid sebagai pemimpin yang memiliki integritas tinggi. Politisi ini tak gelap mata ketika Presiden Megawati di masa awal pemerintahannya menawarkan jabatan menteri. Tawaran serupa bukan barang baru kendati partai ini memiliki suara minoritas pada saat itu dalam parlemen. Biarlah kami tetap berada diluar struktur, katanya ".
 

Minggu, 08 Agustus 2010

ARIFIN ILHAM



Isak sedu menyayat-nyayat, diiringi lantunan asma Allah, Suara Dzikir gulung menggulung dalam lautan tangis, ditengah belaian angin, meremas para pedzikir. Mayoritas mereka berpakaian serba putih dan selalu khidmat mengikuti acara Dzikir Akbar yang di pimpin oleh Arifin Ilham. Begitulah suasana setiap kali acara dzikir yang dipimpin oleh Arifin Ilham. Sejak Sembilan tahun yang lalu, Majelis dzikir menjadi fenomena baru di Tanah Air. Dzikir yang selama ini dikenal sebagai ibadah pribadi dan dlakukan secara menyendiri, kini dikemas menjadi kegiatan massal dan dipublikasikan secara luas.

Majelis dzikir bermula dari acara pekanan jamaah Masjid al-Amru bit Taqwa usai Subuh setiap sabtu mulai pada taun 1999. Awalnya hanya sekitar tujuh orang warga perumahan Mampang Indah Dua, Depok, Sawangan, Jawa Barat yang menjadi jamaah tetap. Lama kelamaan peserta dzikir pun bertambah. Bersama para jamaahnya, Arifin Ilham mengupayakan agar kegiatan yang dipimpin lebih dikenal publik. Akhirnya peserta dzikir tidak hanya datang dari warga sekitar, tapi juga Cirebon, Banjarmasin, bahkan Singapura. Yang hadir bukan hanya kalangan bawah, tapi pejabat dan tokoh masyarakat.

Kegiatan dzikir berjamaah ini berlangsung juga di berbagai masjid yang tergolong besar. Biasanya, acara tersebut dihadiri ribuan jamaah. Tentu kegiatan yang dikomandani oleh pria kelahiran Banjarmasin, 8 Juni 1969 ini tak luput dari kontroversi. Utamanya tentang dzikir bersama yang ia komandani. Walaupun demikian, Arifin sepakat bahwa dzikir bisa dilakukan kapan saja. Kegiatan yang ia lakukan hanyalah pancingan , tak boleh berhent pada tataran kegiatan seremonial saja.

Untuk itu, Arifin selalu menyela acara dzikirnya dengan Taushiyah (nasihat). “Insya allah kalau terus mendengar ceramah saya, anda akan menangkap empat ajakan, ikhlas, akhlak mulia, kasih sayang, dan tawakal,”. Arifin sering menyebut dzikir yang ia pimpin dengan dzikir tauba. Mereka yang sudah mengikuti dzikir ini diharapkan tidak kembali berbuat maksiat. Agar terhindar dari maksiat, Arifin mengimbau jamaahnya untuk melaksanakan tujuh Sunnah nabi. Yaitu menunaikan shalat tahajud, Membaca AL-Quran, Shalat Fardhu di Masjid, Shalat Dhuha , Bersedekah, menjaga wudhu, dan selalu beristighfar. “Bila sunnah nabi diamalkan, insya allah akhlak menjadi santun,”

Untuk itu, beberapa kegiatan lain mulai digelar, mulai TKS (Titian Keluarga Sakinah), Ini adalah sebuah unit kegiatan bergerak di bidang biro jodoh dan konsultasi problematika keluarga, “Saat ini terdaftar lebih dari 300 akhwat dan lebih dari 50 ikhwan,”. Minimal satu bulan sekali, anggota TKS berkumpul menerima taushiyah dari Arifin Ilham.

Penyelenggaraan majelis dzikir di beberapa daerah didukung oleh Yayasan al-Amru bit Taqwa dan Majelis adz-Dzikra. Dalam aktivitasnya, adz-Dzikra terjun ke dunia bisnis secara professional. “Kita akan membuat supermarket dan perumahan, kita sudah punya lahan sekitar 42 ha di daerah cipanas,” ujar arifin. Saat ini, majelis adz-Dzikra sedang membangun pondok pesantren khusus yatim piatu yang juga berlokasi di perumahan Mampang Indah Dua. Direncanakan pondok pesantren ini akan digunakan untuk menampung korban kerusuhan Ambon dan Poso serta dari beberapa daerah konflik lainnya.

Bila dirunut kembali ke belakang, tak ada yang istimewa dari arifin Ilham. Ipin demikian panggilan Arifin waktu kecil, tumbuh layaknya anak-anak biasa. Selain belajar Al-Quran sejak kecil, Ipin juga suka bermain, bahkan kadang-kadang berkelahi dengan teman-temannya.Keinginannya yang keras untuk belajar agama mengantarkannya nyantri di pondok pesantren Darun Najah Jakarta (1983 - 1987). Selanjutnya, Arifin melanjutkan pendidikan agamanya ke Pesantren Asy-Syafiiyah Jakarta (1987 - 1989). Dari sinilah Arifin mengasah kemampuan berdakwahnya. Pada tahun 1989 – 1994, ia melanjutkan studinya di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Nasional Jakarta.
Selain berkeliling ke berbagai daerah, ayah dua anak ini dan suami dari Wahyuniatai al-Wali juga mengisi beberapa program televisi dan radio. Ia juga memberikan siraman rohani lewat al-quran seluler, kemasan dakwah melalui handphone bersama Ihsan Tandjung, Aa Gym dan KH. Didin Hafidhuddin. Dengan serentetan acara inilah Arifin mengajak Indonesia berdzikir. Dan dari dzikir diharapakan akan muncul hasil revolusi dalam kebaikan di negeri ini.

ABDULLAH GYMNASTIAR


Sosok satu ini memang lain, Aa Gym berani tampil beda ketika berada di podium dan saat dalam kesehariannya. Selama ini kita melihat penampilan Aa Gym di televisi atau di berbagai podium pengajian, tak pernah lepas dari sorban. Tapi tidak begitu ketika sedang dalam keseharian bersama para santrinya. Ia sering mengenakan sepatu lars, sweater perwira, dan motor besar. Khususnya ketika sedang menggelar acara bersih-bersih.

Sisi lain dari pria kelahiran 29 Januari 1962 ini adalah konsep dakwahnya. Aa Gym menawarkan diri untuk mengajak orang memahami hati atau qolbu dan diri sendiri, agar mau dan mampu mengendalikan diri setelah memahami benar siapa dirinya sendiri. Program Tiga M ( Mulai dari diri sendiri, Mulai dari yang terkecil, dan Mulai dari sekarang ) menjadi konsep utamanya. Menurutnya, orang sering lupa terhadap dirinya sendiri, bahkan, orang selalu menyalahkan orang lain jika terjadi sesuatu pada dirinya. Sebaiknya semua orang harus sadar, bahwa semua yang terjadi dan bakal terjadi bermula dari dirinya sendiri. Jika ingin jadi baik, tentu dia dia harus berbuat baik. Jadi, harus lebih dulu mengenali dan memahami diri sendiri.

Dengan mengutip hadist Rasulullah saw, ia mengatakan, bahwa dalam diri manusia itu terdapat suatu organ. Kalau organ itu baik, baik jugalah seluruh tubuh manusia itu. Tetapi, kalau ia busuk, busuk pulalah seluruh tubuhnya. Organ itu adalah Hati. Menurutnya, hati adalah raja. Sehubungan dengan itu, dalam dakwahnya Aa Gym selalu menyampaikan arti penting manajemen qalbu ( hati ). Sebab, bila seseorang memiliki hati yang baik, maka akan baik juga perilakunya. Menurut Aa Gym, kejujuran adalah modal dasar untuk membentuk jiwa yang tangguh, penuh dedikasi, dan disiplin dalam menjalankan kerja sehari-hari. Dan, disiplin adalah modal dasar untuk membentuk kader-kader unggul yang selalu haus prestasi. Langkah seperti itulah yang diterapkan dalam membina para santrinya.
Aa Gym, tidak saja menjadi idola para remaja dan kawula muda tetapi menjadi figure “baru“ dakwah islam di banyak lapisan masyarakat. Jadwal kegiatannyapun cukup banyak. Selain memberikan ceramah di pondok Pesantren Daarut Tauhiid, Aa Gym juga kerap mengisi panggilan ceramah diluar kota bandung.

Yayasan Daarut Tauhiid yang dipimpinnya, saat ini telah berhasil mengembangkan berbagai kegiatan. Tak saja dibidang pembinaan mental dengan system Manajemen Qolbunya, tapi secara keseluruhan Aa Gym telah berhasil mengembangkan aset pondok pesantrennya sampai sekitar Rp. 8 Milyar. Sungguh luar biasa untuk perkembangan sebuah pondok pesantren yang tergolong baru.

Sejarah Daarut Tauhiid (DT) berawal sejak 1987, ketika seorang pemuda Abdullah Gymnastiar merintis usaha melalui wadah KMIW (Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta). Sebagai hasil usaha itu digunakan untuk menopang kegiatan pengajian rutin yang dipimpinnya. Semakin hari usaha yang dirintis Aa Gym semakin berkembang, sejalan dengan bertambahnya jamaah yang datang mengikuti pengajian rutin yang diasuhnya. Untuk mewadahinya, maka pada 4 September 1990 didirikanlah secara resmi Yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.

Pria yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Ahmad Yani ini, memilih di panggil Aa (kakak) dari pada kiai. “Saya ingin akrab dengan semua lapisan masyarakat. Kalau dipanggil kiai sepertinya ada jarak”. Berawal dari sebuah kamar kontrakan, kini Daarut Tauhiid memiliki aset cukup besar untuk ukuran sebuah pondok Pesantren. Pada 1993, Daarut Tauhiid menangani usaha pembebasan tanah untuk membangun masjid permanen berlantai tiga. Masjid ini diberi julukan Masjid Seribu Tangan karena dibangun secara gotong royong oleh ribuan masyarakat sekitar, dan para jamaah Daarut Tauhiid. Untuk membantu kelancaran kegiatan dakwahnya, pada 1994, didirikan Koperasi Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (KOPONTREN DT). Satu hal lagi yang menarik dari Pondok Pesantren Daarut Tauhiid ini adalah perhatiannya terhadap lingkungan hidup dan disiplin para santrinya. Mulai dari pintu masuk Jalan Geger Kalong Girang ke lokasi Pondok Pesantren Daarut Tauhiid sekitar 500 meter, Nampak bersih dan tak ada sampah yang berserakan. Setiap pagi ada petugas khusus yang membersihkan jalan di lingkungan pesantren. Dengan cara inilah Aa Gym hendak menata qolbu Indonesia. Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil dan mulai dari sekarang.

KH. Zainuddin MZ


Dai kondang sejuta umat, KH Zainuddin MZ, memilih jadi poltikus. Ia masuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, tampaknya ia tak betah berlama-lama di PPP. Pada 20 januari 2002 bersama rekan-rekannya, ia mendeklarasikan PPP Reformasi. Dalam Muktamar Luar biasa pada 8-9 April 2003 di Jakarta, nama partai yang ia pimpin menjadi Partai Bintang Reformasi. Secara resmi pada waktu itu ia ditetapkan sebagai calon presiden oleh partai ini.

Menurut KH. Zainuddin MZ, partai yang dipimpinnya adalah partai baru, bukan pecahan dari PPP, bukan juga PPP jilid dua. Hal itu disampaikan dalam pidatonya pada acara Gema Muharram 1423 H, Taaruf (perkenalan) Nasional PPP Reformasi dan Tabligh Akbar, Ahad (24/03/02) di gelora Bung Karno Jakarta.

Dunia politik bukanlah hal baru bagi pria kelahiran Jakarta, 2 maret 1951 ini. Pada tahun 1977-1982 ia sudah bergabung dengan partai PPP  yang saat itu berlambang Ka’bah. Bersama beberapa tokoh NU dia keliling ke banyak wilayah mwngkampanyekan PPP. Hasil yang diperoleh saat itu cukup signifikan dan sempat mempengaruhi dominasi Golkar. Tak ayat, kondisi itu membuat penguasa Orde Baru was was. Akhirnya mereka sering di teror. KH. Zainuddin merasakan ruang dakwahnya terjepit. Maka sejak 1983 ia tidak lagi menggeluti urusan politik praktis. Pernyataannya yang sangat terkenal saat itu adalah, “Saya tidak kemana-mana. Tapi, saya ada dimana-mana”. Sejak itulah ia memfokuskan profesinya di bidang dakwah. Sejak itu, nama Zainuddin makin berkibar.

Lalu, kalau kini ia kembali terjun ke dunia politik praktis, apa alasannya ?  “saya penasaran mengapa partai berbasis islam tidak memenangkan pemilu,” itu kata beliau. Namun tampaknya itu sekedar cerita masa lalu. Harapan PPP untuk memanfaatkan dai sejuta umat ini untuk mendongkrak perolehan suaranya yang jeblok pada pemilu 1999 justru menjadi persoalan baru. Pasalnya, Zainuddin hengkang dari PPP dan mendeklarasikan Partai Bintang Reformasi.

Dengan Ketokohan dan senioritasnya, kini Zainuddin tampil sebagai komandan PPP Reformasi (kemudian berubah menjadi Partai Bintang Reformasi) yang sebagian besar diisi kalangan muda PPP. Tapi, dia menolak jika peran dominannya dinilai datang tiba-tiba. Sebab, dia bukan orang baru di PPP.
Totalitas Zainuddin untuk PPP bisa dirunut dari latar belakangnya. Secara kultural dia warga Nahdiyin, atau menjadi bagian dari keluarga besar NU. Dengan posisinya tersebut, dia ingin memperjuangkan NU yang saat itu menjadi bagian dari fusi PPP yang dipaksakan Orde Baru pada 5 Januari 1971. Ormas lain, yang menjadi bagian fusi itu diantara lain, Muslimin Indonesia (MI), Perti, dan PSII.

Selain itu, Keterlibatannya dalam PPP tak bisa dilepaskan dari guru ngajinya, KH Idham khalid yang pernah jadi ketua umum PBNU. Dia mengaku lama nyantri di ponpes Idham Khalid di Cipete, Jakarta Selatan yang belakangan identik sebagai kubu dalam NU. Kemunculan dai kelahiran Betawi ini, sangat fenomenal. Pada masa kekuasaan dan pemerintahan Orde Baru dakwahnya menjadi menarik karena mampu menembus berbagai sektor, kalangan dan golongan.

Anak Tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga betawi asli ini sejak kecil memang sudah nampak mahir berpidato. Udin nama panggilan keluarganya suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang kerkunjung di rumah kakeknya. “Kenakalan” berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk Madrasah Tsanawiyah hingga tamat Aliyah di Darul Ma’arif, Cipete Jakarta. Disekolah ini Udin belajar pidato dalam forum ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang, setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.
Karena ceramahnya sering dihadiri puluhan ribu umat, maka tak salah kalau ia dijuluki “Dai Sejuta Umat”.

Suami Hj. Khalilah ini semakin dikenal masyarakat ketika ceramahnya mulai memasuki dunia rekaman. Kasetnya beredar bukan saja di seluruh pelosok Nusantara, tapi juga ke beberapa Negara Asia. Sejak saat itu, ia mulai dilirik beberapa stasiun Televisi. Bahkan dikontrak oleh sebuah biro perjalanan haji yang bekerjasama dengan televise swasta bersafari bersama artis ke berbagai daerah dengan slogan Nada dan Dakwah. Menurut KH.Zainuddin MZ yang pernah mendapatkan doctor honoris causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia ini, politik itu pada dasarnya bersih,. Seperti pisau, ia bisa memotong leher ayam dan bisa memotong leher orang. Tergantung siapa yang menggunakannya. Karena itu para pelaku politik harus mempunyai moral politik.

HIZBUT TAHRIR INDONESIA ( HTI )


Pertengahan tahun 2000, Publik Indonesia dikejutkan oleh sebuah konferensi internasional soal khilafah Islamiyah. Meski kata-kata Khilafah Islamiyah sedemikian akrab bagi kalangan aktivis dakwah dan sebagian Muslimin, tapi tidak demikian bagi masyarakat kebanyakan. Dalam situasi demikian dan di balut momen reformasi, konferensi yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini berlangsung di Istora Senayan, Jakarta. Acara besar ini, menandai kali pertama HTI sebagai salah satu gerakan dakwah di tanah air, unjuk gigi dihadapan publik.  Konferensi yang bertujuan untuk mensosialisasikan metode dakwah, gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran Hizbut Tahrir (HT) ini, menghadirkan tokoh-tokoh HT dari dalam dan luar negeri. Diantaranya KH dr Muhammad Utsman dari SPFK Indonesia, Ismail al-Wahwah dari Australia, Syarifudin M Zain dari Malaysia, dan Muhammad al-Khaththath dari Indonesia.

Kemunculan perdananya ditengah-tengah publik, tak hanya sampai disini. Bulan Agustus 2002, ribuan aktivis, kader, dan simpatisan HTI melakukan longmarch dari Monas ke gedung DPR/MPR menuntut diterapkannya Syariat Islam di Indonesia. Sebelumnya, Juli 2002, kader – kader HTI mengadakan diskusi publik bertajuk “Syariat Islam Rahmat bagi Seluruh Manusia”. Publik selanjutnya pun bertanya, begitu muncul di penghujung 2000-an ini, kok langsung memboyong aktivis, kader, dan simpatisan sampai ribuan orang, sebetulnya jauh sebelum tahun 2000 langkah dakwah telah dirintis jauh sebelumnya. Gerakan dakwah HT telah bermula sejak tahun 1982/1983.

Masuknya HT ke Indonesia ini, bermula dari Ustadz Mama Abdullah bin Nuh. Pengelola Ponpes Al-Ghazali Bogor yang juga staf pengajar di Fakultas Sastra Universitas Indonesia ini. Mengajak Ustadz Abdurrahman al-Baghdadi , seorang aktivis HT yang tinggal di Australia untuk menetap di Bogor. Pada saat inilah al-Baghdadi berinteraksi dengan para aktivis Islam di Masjid Al-Ghifari, IPB,Baranangsiang, Bogor.

Pemikiran-pemikiran HT yang diperkenalkan Al-Baghdadi, rupanya mampu menarik perhatian aktivis masjid kampus ini. Mulailah dibuat halaqah – halaqah kecil untuk mengeksplorasi gagasan-gagasan HT. Buku-buku HT, seperti Syaksiyah Islamiyah, Fikrul Islam, Nizhamul Islam pun dikaji serius. Melalui Jaringan Lembaga Dakwah Kampus inilah, ajaran HTI menyebar ke kampus-kampus diluar bogor seperti Upad, IKIP Malang, Unair, Unhas dan akhirnya menyebar keseluruh Indonesia.

Tahun 1987, Ustadz Mama Abdullah Bin Nuh wafat. Sejak saat itu, Kepemimpinan HTI dikendalikan oleh KH Muhammad al-khaththath dan Muhammad Ismail Yusanto sebagai juru bicaranya. Perkembangan Dakwah dan keanggotaannya pun terus bertambah. Hingga kini jumlah anggotanya lebih dari 10.000 orang. Sebagai partai politik lintas nasional, HT bermula dari partai politik islam yang didirikan oleh syekh Taqiyuddin An-Nabhahani tahun 1372 H/1953 M di baitul al-Maqdis, Jerusalem. Sementara, Taqiyuddin sendiri lahir di Ijzim, Palestina. Ia pernah belajar di Al-Azhar dan Daral-Ulum, Kairo, Mesir. Selain itu, Syekh ini juga pernah menjabat sebagai hakim dan Dosen di palestina, di Al-Azhar dan Daral-Ulum, Kairo, Mesir. Selain itu, Syekh ini juga pernah menjabat sebagai hakim dan Dosen di palestina, Yordania, dan Baitul-Maqdis. Tahun 1948, ia hijarah ke Beirut, Libanon.

Selanjutnya tempat tinggalnya terus berpindah-pindah dari Yordania, Suriah dan Lebanon. Setelah taqiyuddin wafat, Kepemimpinan HT dikendalikan oleh Abdul Qodim Zallum asal Palestina.
Dalam situs www.al-islam.or.id disebutkan, tujuan HT adalah melanjutkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah islam ke seluruh penjuru dunia. Dengan tujuan ini, berarti HT mengajak Kaum Muslimin kembali hidup secara islami dalam naungan Darul Islam dan masyarakat Islam.

Untuk merealisasikan cit-citanya itu, HT membuat tiga tahapan perjuangan atau marhalah. Pertama, Pembinaan dan pengkaderan ( Marhalah tatsqif ). Tahap ini menitik beratkan pada pembentukan kader-kader partai, pembinaan kerangka gerakan dan membina para pengikutnya dalam halaqah-halaqah  dengan materi pembinaan ( Tsaqafah ) HT yang terarah dan intensif. Kedua, berinteraksi dengan Masyarakat ( marhalah tafa’ul ma’a Al-Ummah ). Lewat interaksi diharapkan masyarakat bisa sadar bahwa islam jawaban satu-satunya atas persoalan mereka. Ketiga, tahapan kekuasaan ( marhalah istilaam al-hukm). Setelah masyarakat sadar bahwa islam mampu menjawab setiap persoalan, umat diharapkan akan menuntut dilaksanakannya hokum Islam sekaligus pembentukan Negara islam.  

TARBIYAH



Tarbiyah dalam pengertian umum islam di Indonesia boleh dibilang mulai ada sejak islam merambah Nusantara. Namun gerakan pembaruan tarbiyah memang baru dilakukan sekitar tiga puluh tahun yang lalu, tepatnya sejak awal tahun 1980-an, gerakan yang terinspirasi oleh al-ikhwan al-muslimun mesir ini perjalanannya mulai intensif.

Tarbiyah memang banyak mengadopsi pemikiran al-ikhwan al-muslimun. Dalam tahapan dakwah contohnya, mereka membagi menjadi lima, yakni tabligh (penyampaian, artinya menyampaikan nilai – nilai universal Islam ke seluruh lapisan masyarakat), Ta’lim (pengajaran), Takwin (pembentukan), Tanzim (penataan) dan Tanfiz (pelaksanaan).

Al-Fahmu atau pemahaman, yang merupakan rukun pertama dari 10 rukun bai’ah yang dirumuskan Hasan Al-Banna menjadi landasan pertama pilar pembentukan pribadi dan jamaah bagi aktivis Tarbiyah. Bagi mereka, pemahaman inilah yang mengawali setiap pemikiran, pertimbanganan dan keputusan yang sangat menetukan bagi langkah-langkah selanjutnya. Tarbiyah sendiri adalah proses menuju pemahaman islam yang benar.

Meletusnya peristiwa Tanjung Priok masih mengiang di benak masyarakat Muslim Indonesia, dimana penguasa represif saat itu membabat habis setiap pergerakan dan aktivitas berbau Islam. Peristiwa tersebut tidak menyurutkan aktivitas kelompok ini. Saat sejumlah aktivis Islam “Tiarap” dan sebagian mengisi ruang-ruang terali besi (penjara), intensitas Tarbiyah tidak pernah berhenti. Para aktivis Tarbiyah bahu membahu meningkatkan gerak laju dakwah. Mereka menghimpun diri dan berusaha konsisten mengamalkan nilai – nilai Islam.

Mereka terus bergerak, hingga ormas-ormas islam dan pesantren-pesantren tak luput dari tawaran konsep Tarbiyah. Namun, usaha ini justru menunjukkan titik terang ketika para mahasiswa menyambutnya dengan antusias. Aktivitas keislaman di kampus-kampus yang telah lama redup, mulai marak kembali. Para pelakunya lebih dikenal sebagai aktivis dakwah kampus.

KH. Rahmat Abdullah, tokoh yang dinobatkan sebagai Syaikhut Tarbiyah mengenang bagaimana kondisi Tarbiyah pada etape tahun 1980-an. Saat itu banyak para akhwat yang terpaksa harus keluar dari sekolah mereka (SMU) lantaran menggunakan busana musimah (Jilbab). Namun keteguhan dan kegigihan mereka membuahkan hasil dengan diizinkannya memakai Jilbab ke sekolah.

Menurut Ustadz Rahmat, belakangan ditahun 1990-an, kader-kader Tarbiyah mulai bebas berkiprah di masyarakat. Hembusan angin segar mulai dirasakan umat islam. Di saat yang hampir bersamaan , ICMI didirikan dank ran aktivitas islam pun mulai terbuka lebar-lebar. Kondisi ini tidak disia-siakan oleh para aktivis Tarbiyah. Lembaga-lembaga pendidikan, yayasan islam dan berbagai aktivitas bisnis di kalangan Tarbiyah mulai tumbuh berkembang. Komunitas ini pun tak pernah absen menggelar munasharah, penggalangan solidaritas dunia islam.

Tarbiyah juga merujuk pada peringkat amal yang dicanangkan dalam risalah al-Banna. Di antaranya mulai dari membina pribadi muslim, membentuk rumah tangga muslim, membimbing masyarakat, memperbaiki pemerintahan dan mengembalikan eksistensi Negara bagi umat islam. Setelah membina pribadi, keluarga, dan membimbing masyarakat, tarbiyah dituntut untuk berpartisipasi memperbaiki pemerintahan. Menjawab tuntutan ini, kader-kader Tarbiyah yang juga berperan dalam mematangkan proses reformasi, mendirikan Partai Keadilan (PK) yang kini berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Tentu saja kemunculan partai baru ini mengundang perhatian banyak kalangan, apalagi setelah berhasil menghimpun 50 ribuan massa saat pendeklarasiannya di halaman Masjid Al-Azhar, kebayoran baru, Jakarta Selatan, pada 9 Agustus 1998. Ditengah mencuatnya Nama Tarbiyah, Ustadz Rahmat Abdullah mengingatkan kepada setiap aktivis Tarbiyah agar tidak hanyut dengan segala kebesaran. Jangan sampai kebesaran itu justru menghasilkan kebangkrutan. Seharusnya para aktivis kembali menyadari posisinya dengan senantiasa mengingat akar tarbiyahnya. Jangan sampai aktivis Tarbiyah tergelincir karena orientasi kekuasaan.

Lebih jauh Ustadz Rahmat berpendapat, ada paradigma baru yang harus disosialisasikan kepada umat tentang Partai Keadilan Sejahtera. “Jangan lagi memandang makna partai seperti dulu, Partai Keadilan Sejahtera adalah gerakan Dakwah yang merangkumi berbagai lini kehidupan bangsa. Tidak saja politik, tapi seluruhnya”. Dengan kata lain, Ustadz Rahmat hendak mengatakan, meskipun mengusung bentuk partai, sesungguhnya Parti Keadilan Sejahtera adalah gerakan Dakwah yang akan turun di semua lini kehidupan bangsa.

Sabtu, 07 Agustus 2010

Nahdlatul Ulama



Nahdlatul Ulama (NU) mempunyai arti kebangkitan ulama, dibidani oleh tokoh - tokoh Ulama seperti Hadhratus Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy'ari (1871-1947) dan KH. Abdul Wahab Hasbullah (1888 - 1971). NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya dan kini menjadi salah satu organisasi dan gerakan islam terbesar di indonesia.

NU lahir dari komite Hijaz yang bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran islam yang berhaluan Ahlu Sunnah wal Jamaah dan penganut salah satu mazhab yang empat (Hanafi, Syafi'i, Hanbali, Maliki). Sebagian besar yang mendominasi gerakan ini adalah mazhab Syafi'i.

Berbasiskan massa Pesantren di seluruh Nusantara, NU mencorong menjadi sebuah gerakan kultural yang sangat berkembang. Soliditas di kalangan NU juga sedikit banyak dipengaruhi oleh kuatnya kekerabatan internal, baik yang disebabkan oleh seperguruan dalam menimba ilmu agama (pesantren sebagai tempat belajar), sebab nasab (keturunan), dan juga silaturahmi yang terjalin. Dan tentu saja ukhuwah Islamiyah dan kesatuan akidah.
Kepengurusan NU terdiri atas Mustasyar (berfungsi sebagai Badan Penasehat), Syuriah (berfungsi sebagai Pimpinan Tertinggi), dan Tanfidziyah (berfungsi sebagai Pelaksana Harian). Kepengurusan NU juga dilengkapi dengan berbagai lajnah, lembaga dan badan otonomi.

Dalam kehidupan politik, NU ikut aktif semenjak zaqman pergerakan kemerdekaan di masa penjajahan. Semula NU aktif sebagai anggota Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI), Kemudian Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi), baik yang dibentuk zaman jepang maupun yang didirikan oleh seluruh oraganisasi islam setelah merdeka sebagai satu-satunya partai politik umat islam indonesia. karena berbagai perbedaan, pada tahun 1952 NU, menyusul PSII. menyatakan menarik diri dari keanggotaan istimewa Masyumi dan berdiri sendiri sebagai partai politik. NU bersama dengan PSII dan Perti membentuk Liga Muslimin Indonesia sebagai wadah kerja sama politik dan organisasi islam. Dalam pemilihan umum tahun 1955 NU muncul sebagai partai politik besar ketiga. Pada masa orde baru NU bersama partai politik lainnya (PSII, Perti, Parmusi) berfusi dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kemudian sejak tahun 1984 NU menyatakan diri kembali ke khittah 1926, yaitu melepaskan diri dari kegiatan politik dan menjadi organisasi sosial keagamaan.

Meski khittah 1926 NU pada  mulanya diilhami oleh suatu pemikiran bahwa keterlibatan secara langsung dalam kancah politik praktis ternyata tidak memberikan "keuntungan" yang signifikan bagi kelangsungan hidup organisasi. Perjalanan NU kemudian tampak lebih didominasi oleh aktivitas politik.inilah kemudian yang memunculkan ide untuk kembali ke khittah 1926, Bukan berarti NU harus meninggalkan dunia poltik, namun netralitas politik tetap menjadi pilihan NU. Karena itu, untuk menjaga sikap netral itu, dapat di maklumi jika PBNU melarang adanya rangkap jabatan bagi segenap pengurusnya dengan jabatan politik.

Dalam praktiknya, Anggota NU masih ada yang di PPP, tak sedikit yang menyebrang ke Golkar, dan tidak dirang juga masuk PDI. ini terjadi dalam kurun sekitar 1984 - 1998. Sampai kemudian pada tahun 1999 saat gelombang reformasi menyeruak, NU bisa berkampanye untuk rumahnya sendiri, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Langkah ini dianggap sebagai langkah "non politik" dari "politik" NU, di organisasi politik secara "langsung" (karena berarti ini mencederai khittah 1926) namun menampilkan representasi organisasinya yang memiliki kekuatan sosial cukup signifikan di indonesia dalam jaket PKB.

Meski bukan satu-satunya partai bentukan warga NU, dimasa inilah PKB meraih simpati massa, khususnya dari kalangan santri dimana termasuk islam yang cukup besar, hingga mampu menduduki peringkat lima besar pada pemilu 1999.
Sebagai cucu dari pendiri NU, KH. Hasyim Asy'ari, sosok Abdurahman Wahid atau sering disapa Gus Dur tak terlepas dari perkembangan NU. Menjabat selama tiga periode berturut-turut dalam pucuk kepemimpinan di PBNU, Pemikiran Gus Dur banyak memberikan corak bagi perkembangan NU berikutnya. Ia disebut - sebut sebagai seorang yang memadukan pemikiran tradisional dan kotemporer. Greg Barton, dosen mata kuliah agama dan kajian Asia di Universitas Deakin Australia menulis dalam disertasinya yang berjudul "The Emergence of Neo Modernism", Salah satu nya mengupas pemikiran beberapa tokoh indonesia, diantaranya Gus Dur. Gus Dur adalah sosok yang penuh Kontroversi dan dianggap telah memelopori bangkitnya gerakan Liberalisme Islam di kalangan anak Muda NU.

Gus Dur kemudian terpilih sebagai ketua PKB yang dengan demikian harus meletakkan jabatan sebagai ketua PBNU. Dalam perkembangannya, saat pemilihan presiden dilaksanakan di senayan, pada tahun 1999 terjadi tarik-menarik. Lobi-lobi tokoh-tokoh islam di DPR/MPR menghasilkan konsesi politik yang berujung pada pemenangan Abdurrahman Wahid sebagai nomor satu di republik ini. Namun, selama kepemimpinannya pemerintah menuai badai kritik dan dipenuhi langkah-langkah yang juga penuh kontroversi. Gus Dur akhirnya lengser setelah pertanggung jawabanya di tolak oleh MPR dalam Sidang Istimewa.

Besarnya Organisasi NU yang oleh para penggasnya-dengan segala kejernihannya-dimaksudkan untuk menegakkan Izzul Islam wal Muslimin. Nyatanya cukup memberikan corak bagi khazanah sosial politik di Indonesia. Keberadaan organisasi Islam terbesar di negeri indonesia ini tak pelak mengundang harapan bagi segenap kaum muslimin di Indonesia khususnya untuk memberikan kontribusi bagi kemaslahatan umat, seluas-luasnya.        

Jumat, 06 Agustus 2010

Al Irsyad Al Islamiyah

Diawali Jamiat Khair sebuah organisasi Islam tempat para Ulama aktivis bergabung, tempat bermulanya Ahmad Soorkati mengawali karir dakwahnya di Indonesia. Ia diundang secara khusus oleh gerakan ini untuk menjadi pengajar pada berbagai badan pendidikan yang dirintisnya pada tahun 1912. Ia datang dari Sudan, membawa dan mengusung pola pikir rasional dalam berbagai kuliahnya.

Pola pikir itu pula yang membidani lahirnya Al-Irsyad Al-Islamiyah, Sebuah gerakan pembaruan, memperbaiki pemahaman keberagaman muslim Indonesia waktu itu. Perbedaan prinsipnya dengan beberapa kalangan Arab kala itu, kian membuatnya menggebu melakukan pembaruan. Bahkan dengan Ahmad Dahlan dan KH. Zam Zam, bertiga mereka pernah berjanji untuk berdakwah tak kenal lelah merehabilitasi pemahaman agama.

Dari sinilah peran terbagi-bagi, Ahmad Dahlan bergerak untuk kalangan pribumi dengan Muhammadiyahnya dan Soorkati sendiri mengkhususkan diri berdakwah dikalangan Arab dengan Al-Irsyad. Secara organisatoris, Ahmad Soorkati bukan satu-satunya pendiri Al-Irsyad. Ada tokoh lain seperti Syekh Umar Mangqush, said Mash'abi, Saleh Ubayd Abat dan Salim bin Alwad Bawa'i.

Al-Irsyad sebetulnya terinspirasi dan diwarnai oleh Pemikiran Syekh Rashid Ridha yang mendirikan Jam'iyat dan Da'wah wa Al-Irsyad di Mesir. Tujuan Utama dari gerakan ini adalah menghasung kaum muslimin mengabdikan dirinya dalam mendidik umat dan memberikan yang terbaik untuk islam.

Gerakan ini pada awalnya berdiri di jakarta pada 6 September 1914,k dua tahun setelah Muhammadiyah berdiri. Tapi dalam waktu singkat terus berkembang dengan pesat ke beberapa kota lain di pulau jawa. Setidaknya dalam gerakan awalnya, ada lima prinsip yang dengan setia selalu dijaga oleh Al-Irsyad.
  1. Meneguhkan Doktrin persatuan kaum Muslim dan membersihkan ibadah dari unsur - unsur bid'ah
  2. mewujudkan kesetaraan derajat diantara Muslim dalam menggali Al Quran dan Sunnah.
  3. Memerangi taqlid yang merebak.
  4. Menyiarkan Ilmu dan ajaran islam 
  5. Membangun Pemahaman antara Muslim Indonesia dan Keturunan Arab di Indonesia       
Konsentrasi awal gerakan ini untuk mensukseskan programnya adalah membangun dan mendirikan lembaga - lembaga pendidikan dan Tarbiyah. Bisa di bilang Al-Irsyad adalah salah satu gerakan Islam yang melahirkan tokoh-tokoh bangsa di awal-awal kemerdekaan dengan program dan perannya. Agenda-agenda reformasi yang diusungnya tanpa ragu lagi telah memberikan peran tersendiri dalam perjuangannya di Indonesia. Bahkan, sebagian besar tokoh besar Muhammadiyah kala itu adalah kader-kader yang juga dibina dalam lembaga pendidikan Al-Irsyad.

Gerakan ini dalam perkembangannya mengkonsentrasikan diri dalam perbaikan kondisi religius kqaum muslim, dari kalangan Arab khususnya dengan cara mendirikan madrasah, rumah piatu, panti asuhan dan juga rumah sakit. Tak ketinggalan menyebarkan ide reformasi lewat tulisan dan penerbitan pun dilakukan oleh gerakan lewat berbagai even dan aksi, mulai dari publikasi, kelompok studi sampai aksi.

Pada tahun awal berdirinya, Al-Irsyad sudah memiliki madrasah Awaliyah dengan jenjang pendidikan selama tiga tahun. Ada juga Madrasah Ibtidaiyah dengan jenjang empat tahun, Madrasah Tajhiziah berjenjang dua tahun dan Madrasah Mu'alimin yang di khususkan untuk para Guru. Singkat kata, peran Al-Irsyad Al-Islamiyah dalam membangun umat dan membangun bangsa tak bisa diragukan lagi.

Tapi sungguh sayang, organisasi dengan peran panjang dan besar itu kini tengah digoyang badai, Perbedaan pendapat yang kian meruncing terjadi di dalam tubuh gerakan pelopor kebangkitan ini. Perbedaan tersebut terus berlanjut hingga ke meja hijau. Sebuah peristiwa yang mengatakan, sejarah besar tak lagi mampu menyatukan hati. Semoga ikatan hati (mukmin) kembali menyatukan organisasi ini. 

Kamis, 05 Agustus 2010

MUHAMMADIYAH


Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi Islam terbesar yang masih eksis hingga kini. didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 (18 November 1912) di Yogyakarta.
Secara etimologi, Muhammadiyah berasal dai kata "Muhammad" yaitu nama Rasulullah saw yang di beri ya nisbah dan ta marbutah yang mengandung arti pengikut Nabi Muhammad saw. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah yang baru, yang telah disesuaikan dengan UU No.8 tahun 1985 dan hasil Mukhtamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta pada tanggal 7-11 Desember 1985, Bab I Pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan islam dan Dakwah amar ma'ruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada Al-Quran dan sunnah. Muhammadiyah menentang berbagai praktek bid'ah dan khurafat. Sifat gerakan ini non politik, tetapi tidak melarang anggotanya memasuki partai politik. Bahkan KH. Ahmad Dahlan selaku pemimpinnya juga menjadi anggota Sarekat Islam.

Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi yang telah mengembuskan jiwa pembaruan Islam di Indonesia dan bergerak di berbagai bidangkehidupan umat. Muhammadiyah memberikan titik tekan tersendiri bagi dunia pendidikan. Langkah yang diambil Muhammadiyah antara lain :
  1. Memperteguh Iman, menggembirakan dan memperkuat ibadah, serta mempertinggi akhlak
  2. Mempergiat dan memperdalam penyelidikan ilmu agama islam untuk mendapatkan kemurniannya
  3. memajukan dan memperbaharui pendidikan, pengajaran dan kebudayaan serta memperluas ilmu pengetahuan menurut tuntunan Islam.
  4. Menggiatkan dan Menggembirakan dakwah Islam serta amar ma'ruf nahi munkar
  5. Mendirikan, menggembirakan dan memelihara tempat ibadah dan Wakaf
  6. Membimbing kaum wanita kearah kesadaran beragama dan berorganisasi
  7. membimbing para pemuda agar menjadi orang Islam berarti
  8. Membimbing ke arah kehidupan dan penghidupan sesuai dengan ajaran Islam
  9. Menggerakkan dan menumbuhkan rasa tolong menolong dalam kebajikan takwa.
  10. Menanam kesadaran agar tuntunan dan peraturan Islam berlaku dalam masyarakat.    

Pada tahun 1930-an, Menjelang Perang Dunia II, Pemimpin - pemimpin Muhammadiyah, diantaranya KH Mas Mansyur, Prof. Kahar Muzakir, dan Dr. Sukiman Wirjosandjoyo, mensponsori berdirinya Partai Islam Indonesia.KH. Mas Mansyur juga aktif di GAPI, bahkan diunggulkan sebagai Ketua Majelis Rakyat Indonesia, yang merupakan badan Parlemen dari kaum pergerakan nasional.

Sejak masa berdirinya, banyak kader Muhammadiyah yang ikut berjuang, misalnya di perang kemerdekaan. Sementara itu setelah kemerdekaan, mulai bergerak kembali ke berbagai bidang, selain juga terjun dalam perjuangan fisik. Sementara itu, pada zaman revolusi fisik dan Demokrasi Liberal, banyak anggota Muhammadiyah yang memasuki Partai politik Masyumi. Dalam dunia politik, banyak tokoh Muhammadiyah berdiri di depan.

Persebaran Muhammadiyah dimulai sejak kelahirannya sampai saat ini. sampai sekurang-kurangnya tahun 1917 , penyebaran Muhammadiyah bisa di bilang masih sangat terbatas, yakni masih di daerah kauman Yogyakarta. KH. Ahmad Dahlan sendiri selain aktif tabligh, aktif pula mengajar di sekolah Muhammadiyah, dan memberikan bimbingan kepada masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan seperti pengajaran Shalat dan juga mengumpulkan dana dan pakaian untuk di bagikan kepada fakir miskin.

Dengan kesungguhan para kadernya, Muhammadiyah berkembang pesat. Pada tahun 1925 Muhammadiyah sudah memiliki 29 cabang dengan 4.000 anggota . sedangkan kegiatannya dibidang pendidikan meliputi 8 Hollands Indlandse School, 1 Sekolah Guru di Yogyakarta, 32 sekolah dasar 5 tahun, 1 Schakel School, 14 Madrasah dengan 119 Guru dan 4.000 murid. Di bidang sosial, Muhammadiyah mencatat 2 Klinik di jogja dan di Surabaya dengan 12.000 pasien. 1 buah rumah miskin, dan 2 rumah Yatim Piatu.

Selanjutnya, penyebaran Muhammadiyah semakin meluas lagi. Bidang pendidikan menjadi begitu melekat dengan aikon Muhammadiyah. Data pada tahun 1985 saja tercatat lembaga pendidikan Muhammadiyah berjumlah 12.400 lebih yang menyebar di seluruh tanah air, yang terdiri dari pendidikan umum dan pendidikan agama. Dari jumlah tersebut tercatat 15 Universitas dan 23 Perguruan Tinggi. Sisanya adalah sekolah TK sampai SLTA (Agama dan Non Agama).  Sampai dengan tahun 1990, jumlah Perguruan Tinggi Muhammadiyah berkembang pesat menjadi 78 buah.

Selain bidang Pendidikan, Muhammadiyah juga mencurahkan perhatiannya untuk mendirikan Poliklinik, Rumah Bersalin, Rumah Sakit, dan sekarang sudah terdapat Fakultas Kedokteran. Kalau pada tahun 1922 baru ada 1 Rumah Sakit  atau Poliklinik, ditahun 1990 Muhammadiyah telah memiliki 215 rumah sakit, poliklinik dan Rumah bersalin. Kini belum ada data pasti, tapi sangat di yakini jumlahnya jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Muhammadiyah yang berkembang dengan pesat, tak elak dari kesungguhan hati para pendiri dan kadernya. Menarik kita simak pesan KH. Ahmad Dahlan. "...Aku ingin berpesan pula hendaknya kamu bekerja dengan bersungguh-sungguh,bijaksana dan tetap berhati-hati, dan waspada dalam menggerakkan Muhammadiyah dan menggerakkan tenaga umat. Hal ini jangan kau kira urusan kecil. Inilah pesanku, siapa saja yang mengindahkan pesanku, tanda mereka tetap mencintai aku dan muhammadiyah." Selain itu beliau melanjutkan, "Adapun untuk menjaga keselamatan Muhammadiya maka perlulah kita berusaha dan menjalankan serta mengikuti garis khittahku; hendaklah kamu sekali-kali tidak menduakan pandangan Muhammadiyah dengan perkumpulan lain, jangan sentimen, jangan sakit hati kalau menerima celaan dan kritikan, jangan sombong, jangan berbesar hati kalau menerima pujian, jangan jubirya (ujub,kibir,riya), ikhlas dan murnikan hati kalau sedang berkorban harta benda, pikiran dan tenaga, dan harus bersungguh hati dan tetap tegak Pendirianmu!" .

Muhammadiyah juga Memiliki beberapa organisasi Otonom, Yaitu :

  • Aisyiyah ( Organisasi Wanita )
  • Pemuda Muhammadiyah ( Organisasi Pemuda )
  • Nasyiatul Aisyiyah ( Organisasi Pemudi )
  • Ikatan Remaja Muhammadiyah ( Organisasi Remaja )
  • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ( Organisasi Mahasiswa )
  • Tapak Suci Putra Muhammadiyah ( Perguruan Silat )
  • Hizbul Wathan ( Organisasi Kepanduan )