Minggu, 08 Agustus 2010

ARIFIN ILHAM



Isak sedu menyayat-nyayat, diiringi lantunan asma Allah, Suara Dzikir gulung menggulung dalam lautan tangis, ditengah belaian angin, meremas para pedzikir. Mayoritas mereka berpakaian serba putih dan selalu khidmat mengikuti acara Dzikir Akbar yang di pimpin oleh Arifin Ilham. Begitulah suasana setiap kali acara dzikir yang dipimpin oleh Arifin Ilham. Sejak Sembilan tahun yang lalu, Majelis dzikir menjadi fenomena baru di Tanah Air. Dzikir yang selama ini dikenal sebagai ibadah pribadi dan dlakukan secara menyendiri, kini dikemas menjadi kegiatan massal dan dipublikasikan secara luas.

Majelis dzikir bermula dari acara pekanan jamaah Masjid al-Amru bit Taqwa usai Subuh setiap sabtu mulai pada taun 1999. Awalnya hanya sekitar tujuh orang warga perumahan Mampang Indah Dua, Depok, Sawangan, Jawa Barat yang menjadi jamaah tetap. Lama kelamaan peserta dzikir pun bertambah. Bersama para jamaahnya, Arifin Ilham mengupayakan agar kegiatan yang dipimpin lebih dikenal publik. Akhirnya peserta dzikir tidak hanya datang dari warga sekitar, tapi juga Cirebon, Banjarmasin, bahkan Singapura. Yang hadir bukan hanya kalangan bawah, tapi pejabat dan tokoh masyarakat.

Kegiatan dzikir berjamaah ini berlangsung juga di berbagai masjid yang tergolong besar. Biasanya, acara tersebut dihadiri ribuan jamaah. Tentu kegiatan yang dikomandani oleh pria kelahiran Banjarmasin, 8 Juni 1969 ini tak luput dari kontroversi. Utamanya tentang dzikir bersama yang ia komandani. Walaupun demikian, Arifin sepakat bahwa dzikir bisa dilakukan kapan saja. Kegiatan yang ia lakukan hanyalah pancingan , tak boleh berhent pada tataran kegiatan seremonial saja.

Untuk itu, Arifin selalu menyela acara dzikirnya dengan Taushiyah (nasihat). “Insya allah kalau terus mendengar ceramah saya, anda akan menangkap empat ajakan, ikhlas, akhlak mulia, kasih sayang, dan tawakal,”. Arifin sering menyebut dzikir yang ia pimpin dengan dzikir tauba. Mereka yang sudah mengikuti dzikir ini diharapkan tidak kembali berbuat maksiat. Agar terhindar dari maksiat, Arifin mengimbau jamaahnya untuk melaksanakan tujuh Sunnah nabi. Yaitu menunaikan shalat tahajud, Membaca AL-Quran, Shalat Fardhu di Masjid, Shalat Dhuha , Bersedekah, menjaga wudhu, dan selalu beristighfar. “Bila sunnah nabi diamalkan, insya allah akhlak menjadi santun,”

Untuk itu, beberapa kegiatan lain mulai digelar, mulai TKS (Titian Keluarga Sakinah), Ini adalah sebuah unit kegiatan bergerak di bidang biro jodoh dan konsultasi problematika keluarga, “Saat ini terdaftar lebih dari 300 akhwat dan lebih dari 50 ikhwan,”. Minimal satu bulan sekali, anggota TKS berkumpul menerima taushiyah dari Arifin Ilham.

Penyelenggaraan majelis dzikir di beberapa daerah didukung oleh Yayasan al-Amru bit Taqwa dan Majelis adz-Dzikra. Dalam aktivitasnya, adz-Dzikra terjun ke dunia bisnis secara professional. “Kita akan membuat supermarket dan perumahan, kita sudah punya lahan sekitar 42 ha di daerah cipanas,” ujar arifin. Saat ini, majelis adz-Dzikra sedang membangun pondok pesantren khusus yatim piatu yang juga berlokasi di perumahan Mampang Indah Dua. Direncanakan pondok pesantren ini akan digunakan untuk menampung korban kerusuhan Ambon dan Poso serta dari beberapa daerah konflik lainnya.

Bila dirunut kembali ke belakang, tak ada yang istimewa dari arifin Ilham. Ipin demikian panggilan Arifin waktu kecil, tumbuh layaknya anak-anak biasa. Selain belajar Al-Quran sejak kecil, Ipin juga suka bermain, bahkan kadang-kadang berkelahi dengan teman-temannya.Keinginannya yang keras untuk belajar agama mengantarkannya nyantri di pondok pesantren Darun Najah Jakarta (1983 - 1987). Selanjutnya, Arifin melanjutkan pendidikan agamanya ke Pesantren Asy-Syafiiyah Jakarta (1987 - 1989). Dari sinilah Arifin mengasah kemampuan berdakwahnya. Pada tahun 1989 – 1994, ia melanjutkan studinya di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Nasional Jakarta.
Selain berkeliling ke berbagai daerah, ayah dua anak ini dan suami dari Wahyuniatai al-Wali juga mengisi beberapa program televisi dan radio. Ia juga memberikan siraman rohani lewat al-quran seluler, kemasan dakwah melalui handphone bersama Ihsan Tandjung, Aa Gym dan KH. Didin Hafidhuddin. Dengan serentetan acara inilah Arifin mengajak Indonesia berdzikir. Dan dari dzikir diharapakan akan muncul hasil revolusi dalam kebaikan di negeri ini.

2 komentar:

  1. waw 8 juni.. kelahiranya sama dengan ku cuma beda tahun hehehe

    BalasHapus
  2. Wah jadi lebih kenal Ust. Arifin. Zodiaknya sama ma saya haha...Pernah ketemu sekali di MRPI.

    BalasHapus