Sabtu, 21 Agustus 2010

Membedah Anatomi Aliran Sesat



Perjuangan selalu mendapat dua tantangan. Tekanan dari luar dan duri dalam daging. Ada banyak pola yang mencoba untuk meruntuhkan bangunan islam, termasuk aliran-aliran sesat yang mengeruhkan sejarah gemilang.
oleh : Hartono Ahmad Jaiz


Aliran sesat tampak makin marak, bahkan mengalami euforia (mabuk kebebasan) di masa Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang menduduki jabatan sejak Oktober 1999 sampai 23 Juli 2001. Dari ruwatan kemusyrikan sampai JIL (Jaringan Islam Liberal) yang tidak mengakui hukum Tuhan ini muncul secara resmi. Hingga ada tokoh aliran sesat yang keceplosan, "Mumpung presidennya Gus Dur." Orang mulai bingung, lantas terbitlah buku Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, 2002, terbelalaklah masyarakat. Ada yang simpati, tapi ada juga yang gerah.

Dari pihak sesatpun berbelit bahwa yang berhak menentukan sesat itu hanyalah Tuhan. Si sesat masih berteriak pula bahwa yang mengorek kesesatan itu pemecah belah. Kita harus menyadari bahwa yang menyatukan hati itu adalah Allah, bukan kita (lihat QS 2 : 62-63).

Adanya persatuan itupun hanya kalau berada pada ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Bila tidak, maka akan bercerai berai. Dalam Hadits ditegaskan :
Nu'man bin Basyir berkata, Rasulullah saw menghadapkan wajahnya kepada para manusia, lalu bersabda; Tegakkanlah shaf-shaf (barisan shalat) kalian (diucapkan) tiga kali. Wallahi, kamu sekalian mau menegakkan shaf-shafmu atau (kalau kalian tidak mau) maka Allah pasti akan mencerai beraikan diantara hati-hati kalian." Nu'man berkata, maka aku lihat seseorang lelaki melekatkan pundaknya dengan pundak temannya (dalam shaf shalat), dengkulnya dengan dengkul temannya, dan mata kakinya dengan mata kaki temannya" (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Pengertian Sesat
Sesat atau kesesatan itu bahasa arabnya dhalal. Yaitu setiap yang menyimpang dari jalan yang dituju (yang benar) dan setiap yang berjalan bukan pada jalan yang benar, itulah kesesatan. Dalam Al-Qur'an disebutkan, setiap yang diluar kebenaran itu adalah sesat (lihat QS Yunus :32). Kebenaran hanya datang dari Allah.

Pertanyaannya kini, kebenaran dari Allah itu adanya dari Al-Qur'an dan As-Sunnah, namun cara pemahamannya/penafsirannya model apa ? Dalam Hadits tentang 73 golongan, riwayat At-Tirmidzi. "Siapakah dia (golongan yang satu yang selamat dari neraka) wahai Rasulullah ?" Beliau menjawab, "(Mereka yang mengikuti apa) yang aku dan sahabatku berada di atasnya."

Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan, penulis lamhah 'anil firaq adh-dhaallah, Membongkar Firqah-firqah Sesat, berkomentar. Ketika Rasulullah ditanya tentang siapakah satu yang selamat itu, beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang menempuh jalan seperti yang aku dan sahabatku tempuh." Maka barangsiapa yang tetap diatas jalan yang ditempuh Rasul saw dan para sahabatnya, maka dia termasuk yang selamat dari neraka. Dan barangsiapa yang menyelisihi dari hal tersebut sesungguhnya dia diancam dengan neraka sesuai dengan kadar jauhnya.

Sekarang ini, Kesesatan itu tidak dianggap sesat walaupun dilaksanakan ramai-ramai. Diantaranya adalah keompok-kelompok yang tidak langsung dikenali kelompok sesat.

1 komentar:

  1. jaman sekarang, mencari orang bodoh di indonesia itu susah karena orang bodoh pun berlagak pintar dan yang parahnya itu sok suci.... repot, gan!

    BalasHapus